Minggu, 09 Mei 2021

RISALAH CINTA

 

*RISALAH CINTA*

_(Edisi Kajian Kitab Risalah Min Al-Qalbi- Korp Mubaligh Pusdiklat-1)_

 

 

Dalam buku kecilnya “Risalah Min Al-Qalbi”,  Syekh Wahid Ibnu Abdi Salam Bali memulai bukunya dengan memberikan sebuah stimulus dengan sebuah diksi pertanyaan yang retoris untuk mencoba mengajak pembaca untuk melanglang buana melakukan renungan hati yang dalam  dan menceburkan jiwa dan pikiran dalam ruang tafakur yang tiada  bertepi.

 

_“Ini adalah sebuah renungan hati untuk mu. Aku yang senantiasa menginginkan sebuah kebahagiaan hati untuk mu, Sebuah risalah hati untuk mu yang sedang mencari hakikat kehidupan, Siapakah dirimu?, untuk apa engkau terlahir di dunia ini? Dan apa yang akan terjadi setelah kematian itu datang?, bagaimanah agar dirimu mendapatkan kebahagiaan di dalam kubur?, bagaimana agar dirimu mendapatkan kenikmatan surga?, dan bagaimanakah  jalan yang akan mengantarkan mu kedalam surga keabadian di surga?”_.

 

*Siapakah kamu?*

 

Kamu adalah manusia  yang Allah muliakan dengan diberikan akal fikiran yang  dengannya kamu bisa membedakan mana baik dan mana yang buruk.  Kamu adalah manusia yang Allah berikan keutamaan di atas mahluk Allah yang lain.

 

وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 

_“Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur”_ [an-Nahl/16:78]


لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

 

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”, (QS. At-Tien :4)

 

kamu adalah mahluk yang Allah muliakan  dengan diutusnya para nabi dan rasul untukmu, Mereka yang akan menuntunmu kepada jalan kebenaran dan jalan keselamatan.  Kamu adalah mahluk yang Allah muliakan dan memgangkat kedudukanmu di alam semesta, semua mahluk tunduk patuh kepadamu, seperti hewan-hewan, burung, tumbuhan, lautan, ikan-ikan dan lain-lainnya

 

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا

 

_”Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”_ (QS. Al-Isra : 70)

 

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

 

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah :30)

 

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

 

_“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” _. (QS. Anahl: 14)

 

*Untuk Apa Engkau Diciptakan*

 

Kamu terlahir ke dunia ini, tentu bukanlah  sebuah phenomena ketidak sengajaan, apalagi sebagai sebuah lelucon kehidupan, kamu diciptakan dengan tujuan yang mulia,  engkau diberikan kesempatan terlahir kedunia ini adalah untuk beribadah dan ta’at kepadanya.

 

فَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

 

_“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”_ (Q.S Al Mu’minun: 115).

 

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ

 

_“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?_” (Q.S Al Qiyamah: 36).

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

 

Kamu tidak mungkin mengetahui tujuan hidup  kecuali dengan petunjuk dan cahaya kebenaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul-Nya,  karena dengan petunjuk mereka, kamu akan benar-benar tahu apa yang Allah sukai, ridhai  dan apa yang Allah benci. Apa yang Allah sukai maka ikutilah dan apa yang Allah benci maka jauhilah sekuat kamu bisa.

 

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

 

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah ayat 257)

 

 

Allah menciptakan adam dan akar ketauhidan pun tertancap kuat dalam jiwa manusia sehingga beberapa generasi setelahnya, Kemudian mulailah manusia tersesatkan oleh perangkap-perangkap setan  dengan membisikan suatu ide pemikiran yang sesat yang akan melemparkan mereka ke dalam kubagan lumbur kesyirikan.

 

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim]

 

Akar tauhid tercabut dari hati mereka, mereka mulai mengikuti bisikan-bisikan setan dengan membuat patung-patung orang shaleh untuk dijadikan  sebuah monument yang akan menginspirasi mereka agar bisa menjadi pribadi yang shaleh seperti orang-orang shaleh terdahulu. Tetapi seiring berjalannya waktu, anak cucu mereka terlahir ke muka bumi, mereka tumbuh dan berkembang dan menjadikan patung-patung sebagai berhala-hala yang mereka anggap dapat memberikan manfaat dan madharat.


وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا

“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr” (QS. Nuh: 23).

 

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menafsirkan ayat ini:

 

أسماء رجال صالحين من قوم نوح، فلما هلكوا أوحى الشيطان إلى قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم التي كانوا يجلسون أنصاباً وسموها بأسمائهم ففعلوا، فلم تعبد، حتى إذا هلك أولئك وتنسخ العلم عبدت

 

“Ini adalah nama-nama orang shalih di zaman Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kaumnya untuk membangun tugu di tempat mereka biasa bermajelis, lalu diberi nama dengan nama-nama mereka. Dan itu dilakukan. Ketika itu tidak disembah. Namun ketika generasi tersebut wafat, lalu ilmu hilang, maka lalu disembah” (HR. Bukhari no. 4920).



Maka, Allah pun mengutus  kepada mereka para Nabi dan Rasul  untuk memberikan sebuah pencerahan dan petunjuk agar umat manusia Kembali kepada cahaya keimanan dan petunjuk kebenaran yang hakiki. Sedikit sekali diantara mereka yang beriman dan banyak sekali diantara mereka yang menolak kebenaran walaupun diberikan bukti-bukti kebenaran yang nyata dan jelas, sejelas mentari siang hari.


وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

 

_"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Surat an Nahl ayat 36).

 

Maka umat pertama yang Allah binasakan adalah kaum Nuh, Allah mengazab mereka dengan banjir besar karena keingkaran mereka kepada ajaran Nabi Nuh. Begitulah ritme kehidupan yang Allah buat. Setiap ada ketergelinciran manusia kedalam kesyirikan, Maka Allah akan mengutus Nabi dan Rasulnya  agar umat manusia Kembali kepada frekuensi keimanan yang benar.  

 

Allah membekali para utusannya dengan mukjizat-mukjizat agar mnegutakan kedudukan mereka di tengah-tengah umat manusia, dan  sebagai salah satu cara agar manusia pada saat itu terperangah dan terbukalah hati pikirannya untuk  merenungi dan mengimani ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul.

 

By : Misbahudin

#Tulisan ini adalah merupakan permentasi dari hasil kajian bareng Mubaligh Pusdiklat Dewan Dakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar