Selasa, 09 Juli 2019

“Penciptaan Manusia & RahasiaTakdir”





Mutiara Hadits ke 4 Hadits Arbain Imam An-Nawawi
(Bagian ke 1)


oleh : Misbahudin

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. [رواه البخاري ومسلم]


Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.

Imam An-Nawawi _rahimahuLLah_ memberikan penjelasan bahwa Makna kalimat _“yujmau Khalquhu fi bathni ummihi”_  mengandung arti dikumpulkan antara air mani laki-laki dan sel telur perempuan ( disebut Zigot) , maka diciptakan darinya seorang anak/manusia baru.

Sebagaimana firman Allah ta’ala
خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ
“Allah menciptakan dari air yang  memancar”(At-Thariq : 6)

Selanjutnya menurut beliau, “yujmau khalquhu”  bisa diartikan menghimpun proses dari pembentukan badan seluruhnya. Karena  bersatunya sperma dan sel telur (zigat) merupakan sebuah step pertama kehidupan dalam proses 40 hari, kemudian dari zighat itu berubah menjadi segumpal darah dalam kurun waktu yang sama, dan step selanjutnya dari segumpalng darah itu berubah menjadi segumpal daging dalam kurun waktu yang sama, step yang ketika adalah mengembangkan dari segumpal daging itu menjadi bagian-bagain badan diawali dengan  pendengaran,  mata, penciuman, pengecapan. Dan menciptakan usus-usus dalam rongga perutnya.

Dan ternyata, apa yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah  tentang proses penciptaan manusia diperkuat oleh penemuan sains modern,



Oleh karena itu, hal ini menjadi sebuah bukti bahwa kebeneran sabda RasuluLLah benar adanya, sebuah bukti yang terang benderang seperti terangnya matahari disiang hari, karena menurut logika sederhana tidak mungkin di jaman RasuluLLah yang teknologinya masih belum maju bisa menjelaskan secara detail tahapan-tahapan penciptaan manusia dan proses perkembangan di dalam lahirnya

Allah Berfirman,

 هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ali-Imran : 6)


Proses penciptaan manusia dari setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal  darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudghah)  selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ



(Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna. (QS. Al-Haj : 5)

Ibnu Abbas berkata, “ mukhalaqatun Taamatun” adalah manusia yang sempurna secara fisisk. Sedangkan “ ghaira mukhalaqatun” adalah manusia yang tidak sempurna secara fisiknya.

Mujahid berakata, “mukhalaqatun Taamatun” adalah manusia yang terbentuk dan lahir sedangkan “ ghaira mukhalaqatun” adalah bakal calon manusia yang tidak berkembang, gugur ditengah proses pertumbuhan.

Ibnu Mas’udin _RadhiyaLLahu ‘anhu_  berkata, “ sesungguhnya nutfah yang menetap di Rahim, Maka malaikat memegang dengan telapak tangannya seraya berkata, “wahai Rab, Mukhalaqatun atau ghairul mukhalaqatun?,  maka jika Allah berfirman, Ghairul mukhalaqatin, maka  malaikat membuangnya dari Rahim dan berupa darah dan tidak berkembang menjadi janin,  dan jika Allah berfirman, “mukhalaqatun”,  maka malaikat berkata, “ Wa rabb,  apakah laki-laki atau perempuan?, bahagiakah atau  menderitakah?. Apa rizkinya? Dan kapan ajalnya?,  dan dimana tempat menyambut ajalnnya?, dan dikatakankan kepada malaikat, “ pergilah ke ummul kitab, karena kamu akan mendapati semua itu di dalamnya, maka malaikatpun pergi dan dia mendapatinya dalam ummul kitab, lalu , mencatatnya,  maka catatan takdir itu akan senantiasa bersamanya sampai akhir episode kehidupannya, maka dikatakanlah, “ kebahagiaan itu sebelum kelahiran”.

*Kitab takdir yang mendahalui*

Selanjutnya, Imam An-nawawi menjelaskan kalimat *_”fayasbiqu ‘alahi kitab”_*, yaitu yang sudah diketahui dari sebelum dilahirkannya manusia, yang dimana kitab takdir/ummul kitab kehidupan manusia sudah ada tertulis sebelum manusia itu dilahirkan kedunia, atau yang sudah dicatat oleh  di alam rahim ibunya.

Ummul kitab bisa dianalogikan sebuah data base yang menyimpan semua arsip-arsip takdir semua manusia dari jaman nabi adam sampai manusia akhir jaman, yang berkaitan dengan rizkinya, ajalnya, amalnya, kesedihan atau kebahagiaannya

*Antara surga dan Neraka*

Selanjutnya, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa Manusia yang beramal dengan amalan ahli surga sehingga antara dia dan surga sekitar  satu hasta, maka kitab takdir mencatatnya dan menentukannya, sebagai ahli neraka, maka dia beramal dengan ahli neraka maka dia pun masuk neraka dan begitu juga sebaliknya.

Hal diatas, merupakan sebuah visualisasi atau pendekatan makna agar mudah terbayang,  yang dimaksud dengan _dziraa_ (hasta) disini adalah sebuah waktu diakhir kehidupannya, dan hasta disini bukan arti yang sebenarnya atau pembatas jarak.

Kenapa hal ini bisa terjadi?, hal ini adalah sebuah balasan yang nyata bagi manusia, bahwa siapa saja yang beramal kebaikan, terlihat shaleh dipandangan manusia, tetapi di dalam hati tersimpan niat yang tidak lurus, dalam hatin menyimpan maksud dan tujuan selain mencari pahala dari Allah, seperri karena ingin dipuji manusia, ingin didengar oleh manusia, merasa bangga dengan keistiqamahannya dalam beribadah kepada Allah. Maka Allah akan tunjukan diakhir kehidupannya bahwa amal-amalan yang dia lakukan selama hidupnya tidaklah ikhas, maka diakhir kehidupannya dia melakukan sebuah dosa kepada Allah, maka dia pun dimasukan kedalam neraka.  naudzubiLLah.

Maka, siapapun itu, baik orang kafir atau muslim yang mengakhiri hidupnya dengan kalimat agung nan mulia, kalimat tauhid, maka Rasulullah menegaskan, baginya ada peluang besar masuk surge Allah _subhanahu wataala_
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“ Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)



Butiran hikmah

1.     Tidak boleh memvonis seseorang  masuk surga atau neraka, walaupun namfak telah melakukan berbagai amalan kebaikan ataupun telah melakukan berbagai macam kefasikan.

2.     Jangan  puas dengan amal-amalan yang dilakukan, karena pada hakikatnya kita masuk surga adalah karena rahmat Allah.

3.      Terkagum-kagum dengan amalan-amalan baik karena kita tidak tahu bagaimana akhir dari sebuah kehidupan.

4.     Seyogyanya manusia senantiasa berdoa agar diberikan rizqi khusnul khatimah dan meminta perlindungan dari suul khatimah.

Selanjutnya, Imam An-Nawawi menyantumkan firman Allah Subhanahu wata’ala

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. (QS. Al-kahfi : 30)


Dhahir ayat menunjukan bahwa amal shaleh  dari seorang yang ikhlas akan diterima, jika amal shalehnya diterima maka sesuai dengan janji dzat yang maha pemurah dia aman dari suul khatimah.

1.     Orang yang melakukan amal-amalan dengan penuh keikhlasan maka Allah akan anugrahkan ending kehidupan yang indah (husnul khatimah).

2.     Suul khatimah berlaku bagi Orang yang beramal jelek atau bahkan beramal shaleh tetapi ternodai dengan penyakit hati yaitu, ria, sum’ah, ujub dan beramal untuk dunia.

#Disarikan dari Kitab syarah hadits Arbain Imam An-Nawai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar