Minggu, 30 Juni 2019

*CERITA INDAH DARI UMAR BIN ABDUL AZIZ*




Oleh : Misbahudin


*Nasihat Indah Sang Bapak Kepada Anak-Anaknya*

Ibnu Taimiyyah _rahimahuLLah_  menceritakan sebuah kisah yang indah, sebuah kisah yang menginpirasi, sebuah kisah yang senantiasa terngiang-ngiang dalam setiap putaran jaman. Kisah yang abadi nan menginspirasi.

Diceritakan seorang khalifah bani abbas meminta seorang ulama untuk menceritakan sebuah kisah yang didapatinya dimasa lalu, Maka ulama tersebutpun mulai bercerita, aku mengalami masa pemerintahan Umar bin Abdul aziz.

Pada suatu hari ada seseorang yang bertanya kepada sang khalifah, “*_sungguh engku khalifah telah membuat miskin anak-anak dari keturunannmu karena anak-anakmu tidak mendapatkan kekayaan dari kekuasaan  pemerintahmu!, engkau meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan miskin tidak memiliki apapun_*”.

Maka, seiring berjalannya waktu, tibalah tanda-tanda dari ajal yang semakin mendekat, maka beliaupun mengumpulkan anak-anaknya untuk berkumpul mengitarinya, jumlah anak-anaknya 10 lelaki yang belum satupun yang sudah baligh.

Disela-sela nafas yang semakin sesak, beliau memberikan sebuah nasihat perpisahan untuk anak-anaknya, sembari mencucurkan air matanya, seraya berakata , *_” wahai anak-anakku!, Demi Allah tidaklah selama ini aku menahan hak-hak kalian yang harus kalian dapatkan, dan akupun tidak pernah mengambil uang rakyat untuk memperkaya kalian, camkanlah wahai anak-anaku!, sungguh kalian tidak akan lepas  menjadi salah satu dari dua kemungkinan jenis manusia, kamu menjadi manusia yang shaleh dan Allah pasti akan mengurus segala urusan hidup dan kehidupan kalian atau kalian menjadi manusia yang durhaka kepada Allah, Maka sungguh aku tidak mau meninggalkan setelah kematian datang menjemputku, sesuatu hal yang bersifat duniawi yang akan menjadi jembatan untuk kalian bermaksiat kepada Allah”_*.

Setelah beliau selesai memberikan nasihat terakhirnya, maka beliapun menyuruh anak-anaknya untuk pergi dan meninggalkannya. Maka akupun menyaksikan kebenaran dari apa yang wasiatkan kepada anak-anaknya, bahwa manusia yang shaleh Allah akan mengurus dan mempermudah segala urusan kehidupannya.

Setelah anak-anaknya tumbuh dewasa, maka aku menyaksikan salah satu anak Umar Bin Abdul Aziz membawa 100 ekor kuda yang akan diinfaqan di jalan Allah  untuk memperkuat pasukan muslim ketika berperang. Maka Sungguh Allah tidak akan membiarkan begitu saja hamba-hamba yang shaleh dari keturunan pemimpin yang shaleh.

*Daerah Kekuasaan Kholifah Umar Bin Abdul Aziz*

Umar Bin Abdul Aziz adalah khalifah yang paling berkuasa, daerah kekuasaan luas membentang meliputi ujung timur negera turki sampai ke ujung barat daerah Andalusia dan sekitanya, diantaranya kepulauan Cyprus dan pinggiran-pinggiran syam dan ibu kota-ibu kotanya seperti tartus, sampai ujung yaman.

Tetapi dengan daerah kekuasaan  yang membentang luas itu, Beliau tidak mewariskan harta untuk anak-anaknya kecuali sedikit saja sekitar 20 dirham.

Maka sejarah pun telah membeberkan akibat buruk dari amanah kekuasaan yang dihianati, ketika jabatan kekuasaan menjadi sebuah moment spesial “aji mumpung” untuk mengeruk sebanyak-banyak harta dunia dan memperkaya keluarga dan karib-karib politiknya.

Ada sebuah khalifah yang yang membagikan warisan kekayaannya yang begitu besar kala itu, sekitar 600.000 dinar. Tetapi ternyata setelah sepeninggalnya, anak-anaknya pun  hidup dalam kemiskinan, meminta-minta dan mengemis kepada manusia untuk menyambung hidupnya padahal dulunya dia adalah keturunan yang ningrat.

Ini adalah sebuah kisah nyata dan hikayat yang terabadikan setiap bergulirnya zaman, dan senantiasa diperdengarkan dari generai ke generasi agar menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi manusia-manusia yang berfikir dengan jernih dengan hati dan akalnya.

Sehingga ketika hendak memangku jabatan dan menjalankan amanah kekuasaan dia pun akan benar-benar melaksanakan amanah tersebut dengan sebenar-benarnya untuk mensejahterakan dan membahagiakan masarakat yang dipimpinya dan menggiring mereka kedalam atmospir kehidupan yang baldatun thoyyibah.

# Disarikan Dari Kajian Kitab Siasah Syariyyah Ibnu Taimiyyah_  Bareng :
 Syekh  DR. Jeje Zaenudin, M.Ag_(Sekjen Ikatan Ulama Asia Tenggra dan waketum PERSIS)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar