Rabu, 06 Januari 2021

PERKEMBANGAN DAN PETA PEMIKIRAN ISLAM INDONESIA

 

_(ANTARA 1900-2000)_

 

Materi kelima dalam kegiatan *KADERISASI ULAMA MIUMI (KUM-1)* membahas tema *“Perkembangan dan Peta Pemikiran Islam Indonesia”* yang disampaikan oleh * DR. Tiar Anwar Bachtiar. M. Hum*.  Dari pemaparan beliau dapatlah kita ambil point-point inti, yaitu :

 

*Indonesia awal abad ke-20*

1.      Indonesia abad ke 20 adalah periode imperialisme belanda sekiatra tahun  (1800-1942).

 

2.      Muncul gerakan perlawanan baru melawan Belanda setelah gagal dalam perjuangan militer sepanjang abad ke-19.  Gerakan-gerakan itu adalah  Gerakan pendidikan, Gerakan ekonomi, Gerakan dakwah dan Gerakan politik.

 

3.      Maka dari Proses  gerakan-gerakan tersebut lahirlah pemimpin-pemimpin baru dengan karakter khas, yaitu Berpendidikan lebih baik dan Memiliki hubungan internasional

 

*KELOMPOK “ISLAM”*

4.      Pada Masa ini lahirlah sebuah perjuangan tentang keharusan kemerdekaan Indonesia yang harus berdiri di atas dasar Islam (negara Islam).

5.      Umat Islam pada Masa ini terbelah mengenai masalah-masalah furu’iyyah menyangkut masalah: madzhab fikih, pendidikan, sikap terhadap kebudayaan Barat, dan sufisme.

6.      Pada Masalah Furuiyyah  secara umum dapat diklasifikasikan menjadi Pada umumnya golongan “tradisionalis” dan golongan “modernis”.

7.      Antara kelompok tradisional dan kelompok modernis   sering terjadi perdebatan serius di antara kedua kelompok ini adalah masalah-masalah fikih yang sifatnya furu‘iyyah.

 

*PERGERAKAN KEMERDEKAAN*

 

8.      Pada masa pergerkan kemerdekaan, organisasi pergerakan yang  mulai menggeliat dan bergerak terbagi dapat diklasifikasikan kepada dua golongan,  golongan pergerakan Islam seperti SDI/SI, Muhamaddiyah, Persis, NU.

 

9.      Selain organisasi pergerakan yang bernafaskan Islam, organisasi pergerakan pergerakan sekuler ikut menggeliat seperti Perhimpunan Indonesia dan PKI

 

*GERAKAN ISLAM*

10.        Gerakan Islam pada zaman setelah kemerdekaan, jika kita amati sejarah, terbagi menjadi dua, gerakan Islam Modern dan gerakan Islam Tradisionalis.

11.        Gerakan Islam Modern seperti, Sarekat Islam, Muhamaddiyah, Persatuan islam.

12.        Adapun gerakan Islam Tradisional yaitu seperti Nahdhatul ‘Ulama, PERTI, Wahdhatul Wathan.

 

*ERA REVOLUSI DAN ORDE LAMA*

13.        Perhatian semua orang tertuju pada keberhasilan diproklamasikannya sebuah negara baru.

14.        Perbincangan lebih mengkrital bukan lagi memperbincangakn tentang “nasionalisme” melainkan mengenai bagaimana mengkonstruk struktur negara baru ini.

15.        Menggeliatnya kontestasi ideologi yang lebih semarak antara kelompok nasionalis (liberal), komunis, dan Islam.

16.        Pertarungan ideologis ini secara resmi diakomodasi dalam perdebatan-perdebatan di konstituante, selain begitu keras ditemukan dalam perdebatan di media masa. 

 

 

*PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM*

17.        Perdebatan fikih sudah mulai ditinggalkan.

18.        Masalah-masalah politik lebih menyita perhatian sehingga wacana yang muncul lebih banyak mengenai masalah politik.

19.        Kedua kelompok, modernis dan tradisionalis, bersatu mengusung ideologi Islam dan Islam sebagai dasar negara dalam kontestasi ideologi zaman ini.

20.        Sebagian kecil kelompok Islam tidak setuju dengan sikap mayoritas gerakan Islam yang ikut dalam sistem “sekuler” melalui parlemen.

21.        Kelompok ini menyerukan untuk mendirikan “Negara Islam Indonesia” dengan pelopor Kartosuwiryo.

 

*EMBRIO BARU GENERASI ISLAM*

22.        Mulai didirikan perguruan tinggi swasta Islam (UII, UIJ) dan perguruan tinggi agama Islam (IAIN).

23.        Mulai banyak kalangan santri yang masuk ke perguruan tinggi “sekuler” (umum).

24.        Berdirinya organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa Islam (PII, HMI, GPII, PMII, IMM).

25.        Mulai bergesernya pengusung wacana Islam dari organisasi-organisasi Islam ke kampus-kampus agama Islam (IAIN).

 

*MASA ORDE BARU*

 

26.        Karakter Politik pada masa orde baru tumbuh dan menggeliat ke arah Pragmatis, berorientasi pada pembangunan ekonomi, Merangkul kawan dan Membunuh peran lawan (tidak memberi peluang dan tidang mengakomodasi).

 

27.        Sikap Terhadap Islam dan Umat Islam

 

a.       Mematikan peran-peran politik umat Islam (depolitisasi umat Islam), terutama dari kelompok-kelompok NU dan mantan Masyumi.

b.      Merekrut kelompok-kelompok umat Islam yang dapat mendukung kebijakan-kebijakannya.

c.       Alumni-alumni HMI yang tidak berafiliasi kepada mantan-mantan aktivis Masyumi mendapat tempat dalam kekuasaan Orba.

d.      Mereka sebagain besar adalah mahasiswa-mahasiswa yang secara pemikiran telah terpengaruh dengan semangat liberal dan atau hanya berpikir praktis-pragmatis untuk mendapatkan posisi ekonomi dan politik.

 

*PETA BARU PEMIKIRAN ISLAM*

 

28.        Wacana-wacana “tradisionalis-modernis” sudah semakin tenggelam, kecuali di akar rumput sebagai ekses sosialisasi yang terlambat.

29.        Embrio generasi baru Islam di kampus-kampus dan organisasi pelajar, pemuda, dan mahasiswa telah mulai tumbuh menjadi aktor baru.

30.        Kecenderungan pemikiran pada umumnya terpolarisasi pada dua domain: “sekular-liberal” (pembaharuan) dan “dakwah” (fundamentalis).

31.        Kelompok “sekular-liberal” mendapat dukungan politik signifikan dari Orde Baru, semetara kelompok “dakwah” dipinggirkan karena digerakkan oleh para politisi eks. Masyumi di bawah komando Natsir.

32.        Orientasi Pemikiran Liberal

a.       Dipengaruhi oleh model pendekatan baru studi Islam a la orientalis.

b.      Metorde ini diperkenalkan di IAIN-IAIN sejak zaman kepemimpinan Mukti Ali dan Harun Nasution.

c.       Berpijak pada pendekatan “rasional” dan menempatkan Islam sebagai “the other”.

d.      Semenjak Nurcholis Madjid, pemikiran gerakan-gerakan mahasiswa semakin mengarah pada sekularisasi.

 

33.        Karakter Pemikiran Liberal

a.       Terlalu bertaqlid pada pemikiran Barat-Sekuler.

b.      Memperlihatkan penyakit inferiority complex yang akut.

c.       Abai terhadap turats, kecuali yang direkomendasikan guru-guru orientalis mereka.

 

34.        Orientasi Dan Karakter Pemikiran Kelompok Dakwah

a.       Berpijak pada pendekatan-pendekatan tekstual (turats) dalam memahami Islam.

b.      Islam lebih dikedepankan secara simbolik.

c.       Terdapat kemajuan pada fase terakhir dengan kontekstualisasi yang lebih kongkrit seperti isu Ekonomi Islam, Sains Islam, dsb.

d.      Menjadi lawan polemik serius kelompok “liberal”.

e.       Eksponennya lebih banyak dari kalangan mahasiswa dar kampus-kampus “sekular”.

f.        Secara politik berseberangan dengan Suharto sehingga pemikiran-pemikiran kelompok ini tidak banyak diakomodasi dalam kebijakan pemerintah.

 

35.       Arah Baru Pemikiran DDII?

a.       Di mana DDII berada saat ini?

b.      Bisakah DDII kembali mengambil posisi dalam wacana pertarungan pemikiran kekinian, namun dalam warna yang lebih kreatif?.

c.       Semua kembali pada kesadaran kejuangan kader-kader DDII!

 

36.  Problem Solving  Menuju Tradisi Baru Pemikiran Islam

a.       Mengambil posisi kreatif mengaktualisasi Al-Quran dan As-Sunnah dalam konteks kekinian dengan syarat.

b.      Benar-benar menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai “pedoman” bukan sebagai the others apalagi sekedar legitimator.

c.       Menelusuri (tracing) turats ulama Islam sepanjang zaman sebagai fondasi pemikiran.

d.      Menyingkirkan taqlid kepada Barat sebagai wujud mengatasi penyakit inferiority complex.

 

BY. Misbahudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar