Senin, 26 April 2021

BEBERAPA AYAT YANG TURUN MENGENAI SATU ORANG

 

*BEBERAPA AYAT YANG TURUN MENGENAI SATU ORANG*

Oleh : Misbahudin

 

 

Terkadang salah seorang sahabat mengalami sebuah kajadian dan peristiwa yang cukup banyak dalam kehidupan bersama Rasulullah. Uniknya, Ternyata Al-Qur’an pun turun berkali-kali membicarakan sahabat yang sama tersebut  dalam beberapa ayat Al-Qur’an.

 

Contohnya adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori  dalam kitabnya _“Adabul Mufrad”_, terkait masalah kebaikan kepada kedua orang tua “birul walidain”. Dari Abi Waqas semoga Allah meridhainya, dia berkata, _empat ayat Al-Qur’an sungguh telah turun karena sebab diriku.

 

*Pertama*, terkait ibuku tercinta, sungguh ia telah bertekad bulat tidak mau makan dam minum sehingga aku meninggalkan Rasulullah.  Maka turunlah surat luqman ayat 15

 

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

 

_“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”_.

 

*Kedua*, suatu Ketika, disudut hari, aku mengambil sebuah pedang dari rampasan perang, pedang itu sungguh memukau hatiku, sehingga aku tertarik untuk memilikinya. sehingga aku pun berkata kepada Rasulullah, _”Wahai paduka tuan, berikanlah pedang indah ini kepadaku!”_. Maka turunlah ayat

 


يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَنْفَالِۗ قُلِ الْاَنْفَالُ لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖوَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

 

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal:1)

 

 

Ketiga, Ketika aku dirundung sakit yang parah, maka Rasulullah menjenguku, dan aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bertanya tentang suatu hal yang penting, yaitu tentang wasiat hartaku, “Wahai Rasulullah boleh aku mewasiatkan separuh dari hartaku?, Maka Rasulullah menjawab,”tidakk!”. Maka aku bertanya Kembali,”jika sepertiga?”, maka Rasulullah diam membisu, Maka wasiat dengan sepertiga itu diperbolehkan.

 

 

كُتِبَ عَلَيْكُمْ اِذَا حَضَرَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ اِنْ تَرَكَ خَيْرًا ۖ ۨالْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِۚ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ۗ

 

“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah :180).

 

Keempat, sesungguhnya aku pernah minum khamar bersama segolongan kaum anshar. Maka salah seorang pemuda dari mereka memukul hidung ku dengan tulang rahang unta, Maka aku mendatangi Rasulullah untuk mengadukan hal tersebut, Maka turunlah firman Allah yang mengharamkan tentang khamar.

 

Mana’ Al-Qathan mengangkat sebuah contoh lain tentang pembahasan ini, yaitu  kesesuain sikap dan keputusan Umar Bin Khattab  dengan wahyu,  dalam hal ini sungguh telah turun beberapa ayat tentangnya.  Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Umar Bin Khattab yaitu :

 

قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 

“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-Jasiyah (45) Ayat 14).

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ


“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan”.

 

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

 

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. (QS. Al-Jasyiah : 15).

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوْا لَهٗ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari” (QS. Al-hujurat :2).

 

 

 

Mabahis fil ‘ulumul Qur’an li syaikh mana’il qathan

1.     At-Tibyan fi ‘ulumul Qur’an li Syaikh Ali Ash-Shobuni

2.     Dan lain-lain

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar