Rabu, 14 April 2021

WAHYU YANG PERTAMA KALI TURUN

 

*WAHYU YANG PERTAMA KALI TURUN*

                                                            Oleh : Misbahudin           

 

*Energi Al-Qur’an*

 

Rasulullah menerima wahyu Al-Qur’an  yang diturunkan kepadanya,  memberikan sebuah visualisasi  seperti orang yang mendapatkan sesuatu  bersifat “wah”  dan “amazing”. Karena Al-Qur’an bukanlah kalam manusia, tetapi Al-Qur’an adalah kalam pencipta manusia, sebuah kalam yang agung  nan sakral.


Hal tersebut terjadi karena Al-Qur’an adalah sebuah kalam suci agung dengan ajaran-ajaran yang hulur di dalamnya, karena itu semua datang dari sang pencipta manusia, pengatur alam semesta dan penguasa segala yang ada di alam semesta ini.

 

Al-Qur’an yang ditrasformasikan dalam kehidupan  menjadi sebuah energi perubahan yang dahsyat sehingga merubah sejarah perjalan hidup dan kehidupan manusia,  menghubungkan tata kehidupan di bumi  dengan  aturan langit  melalui koneksitas wahyu yang dibawa oleh para utusannya baik oleh para Nabi dan para Rasul.

 

Ajaran Al-Qur’an telah membuka tabir kegelapan pemikiran manusia akan hakikat kehidupan, perjalanan hidup yang tidak berhenti hanya di kehidupan  dunia ini saja, tetapi akan ada kehidupan-kehidupan setelah kehidupan dunia, yang berujung pada puncak kehidupan manusia yaitu surga dan neraka.

 

 

Al-Qur’an juga menjadi sebuah reverensi utama dan pokok  dalam memberikan sebuah gambaran berkaitan dengan  sejarah perundang-undangan Islam, sebuah konsep hukum dan aturan ilahiyah, yang telah memberikan sebuah visualisasi yang jelas untuk para penuntut ilmu bagaimana tahapan-tahapan hukum itu diterapkan dalam kehidupan.

 

Proses  perundang-undangan yang sesuai dengan tuntutkan  situasi dan kondisi dimana wahyu itu diturunkan tanpa ada sebuah kontradiksi di dalamnya, dan hal ini membutuhkan sebuah ilmu yang lebih dalam, yaitu pengetahuan mengenai ayat-ayat Al-Qur’an yang turun lebih awal dengan yang turun belakangan.  Maka dalam ‘ulumul qur’an lahirlah sebuah pan ilmu, yaitu ilmu pengetahuan tentang wahyu yang pertama dan terakhir diturunkan.

 

*Wahyu Yang Pertama Turun*

 

Para ‘ulama memiliki beberapa pendapat yang berbeda mengenai wahyu yang pertama  kali turun kepada Nabi muhahammad,  maka mereka mengumpulan, menganalisa  dan memilah-milih pendapat yang paling kuat. 

 

Pertama, pendapat yang paling kuat, bahwa wahyu yang pertama kali diturunkan adalah awal surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, sebagaimana hadits  berikut :

 

أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ } اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

 

"Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah). (HR. Bukhari)

 

Kedua, pendapat yang mengatakan  bahwa  surat Al-Mudatsir adalah wahyu yang pertama kali turun. Sebagimana  hadits berikut

 

 

عن يَحْيَى يَقُولُ سَأَلْتُ أَبَا سَلَمَةَ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ فَقَالَ سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ قَالَ جَابِرٌ أُحَدِّثُكُمْ مَا حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَاوَرْتُ بِحِرَاءٍ شَهْرًا فَلَمَّا قَضَيْتُ جِوَارِي نَزَلْتُ فَاسْتَبْطَنْتُ بَطْنَ الْوَادِي فَنُودِيتُ فَنَظَرْتُ أَمَامِي وَخَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَنَظَرْتُ فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا هُوَ عَلَى الْعَرْشِ فِي الْهَوَاءِ يَعْنِي جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَتْنِي رَجْفَةٌ شَدِيدَةٌ فَأَتَيْتُ خَدِيجَةَ فَقُلْتُ دَثِّرُونِي فَدَثَّرُونِي فَصَبُّوا عَلَيَّ مَاءً فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ و رجز فاهجر

 

Dari Yahya, dia berkata, "Saya telah bertanya kepada Abu Salamah, Ayat apa yang pertama kali diturunkan?" Ia menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir (Hai orang yang berselimut)." Saya bertanya, "Atau Iqra'"? Ia menjawab, "Saya pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ayat apa yang pertama diturunkan?" Ia menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir" Saya bertanya, "Apakah bukan Iqra'?" Jabir menjawab, "Saya akan memberitakan kepada kamu sebagaimana yang diceritakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami. Beliau bersabda, "Aku telah menyendiri beribadah (bertahannuts) di gua Hira' selama satu bulan. Tatkala aku selesai satu bulan maka aku turun ke lembah tiba-tiba ada suara memanggilku, maka saya menoleh ke depan, ke belakang, ke kanan dan ke kiri, namun saya tidak melihat seorang pun. Kemudian saya dipanggil lagi, namun saya tidak melihat seorangpun, kemudian saya dipanggil lagi, maka saya angkat kepala saya, ternyata suara itu adalah Jibril AS di atas 'Arsy. Sungguh ia telah membuat saya sangat gemeter, lalu saya mendatangi Khadijah dan saya katakan, "Selimutilah aku", maka ia dan keluargapun menyelimuti aku dan menuangkan air kepadaku, kemudian Allah menurunkan ayat (yang artinya), "Hai Orang yang berselimut! Bangunlah lalu berikanlah peringatan (kepada kaummu). Dan besarkanlah nama tuhanmu serta sucikanlah dirimu. " {Muslim 1/99}

 

 

Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa Al-Fatihah adalah surat yang pertama kali diturunkan. Hal ini berdasarkan hadits yang datang dari jalan Abi Ishak  dari Abi Maisarah, dia berkata, keadaan Nabi Ketika mendengar suatu suara dia berlari, Ia menyebutkan turunkanya malaikat kepadanya sembari berkata, “Alhamdulullahirabil ‘alamin …..” (Sampai selesai).

 

Telah berkata Qadi Abu Bakar dalam kitabnya “Al-Intishar”, hadist tersebut adalah hadits yang munqathi (terputus sanadnya) maka pendapat yantg pertama mengenai wahyu yang pertama diturunkan yaitu surat Ao-Alaq dan  dan surat Al-Mudatsir itu tetaplah kuat.

 

Jika melalui pendekatan “thoriqotu jam’I” atau metodologi menghimpun semua pendapat agar tidak terlihat ada perkesekan pendapat, maka bisa dikatakan,  bahwa wahyu pertama yang turun berkaitan nubuwah atau kenabian adalah surat  Al-Alaq 1-5, sedangkan wahyu yang pertama kali turun yang berkaitan dengan  risalah Tabligh (perintah berdakwah) adalah surat Al-mudatsir,  dan surat yang pertama kali turun secara utuh adalah surat Al-Fatihah.

 

Keempat, pendapat yang mengatakan bahwa “basmalah” adalah wahyu yang pertama kali turun karena menjadi awal pada setiap surat,  tetapi  hadits tentang ini adalah mursal.  Sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.

 

Reverensi

1.     Mabahis fil ‘ulumul Qur’an li syaikh mana’il qathan

2.     At-Tibyan fi ‘ulumul Qur’an li Syaikh Ali Ash-Shobuni

3.     Dan lain-lain

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar