Minggu, 20 Desember 2020

TAHAYUL

 

Oleh : Misbahudin

 

Mengaitkan segala sesuatu yang bersifat anugrah kebahagiaan ataupun malapetaka kesedihan, semua haruss bermuara kepada qadha dan qadar Allah. Tidak palingkan sebabnya karena  suatu binatang tertentu. Contoh terjadi hujan karena menjatuhkan seekor kucing ke sungai atau hal yang  lainnya.

 

Maka keyakinan-keyakinan seperti ini adalah sebuah kesyirikan dan ketahayulan yang harus dihilangkan dalam tradisi berfikir seorang muslim.

 

Firman Allah Subhanahu wata’ala :

وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون

_“Dan kalian membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar”_ (QS. Al Waqi’ah, 82).

 

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

“أربع في أمتي من أمر الجاهلية لا يتركهن : الفخر بالأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة على الميت، وقال : النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران، ودرع من جرب” رواه مسلم.

 

_“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan : membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati”, lalu beliau bersabda : “wanita yang meratapi orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal”_ (HR. Muslim).

 

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Kholid Radhiallahu’anhu ia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengimami kami pada sholat subuh di Hudaibiyah setelah semalaman turun hujan, ketika usai melaksanakan sholat, beliau menghadap kepada jamaah dan bersabda :

 

“هل تدرون ماذا قال ربكم ؟ قالوا : الله ورسوله أعلم، قال : أصبح عبادي مؤمن بي وكافر، فأما من قال : مطرنا بفضل الله ورحمته، فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب، وأما من قال : مطرنا بنوءكذا وكذا، فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب”.

 

“Tahukah kalian apakah yang difirmankan oleh Rabb pada kalian ?”,  mereka menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih tahu”, terus beliau bersabda : “Dia berfirman : “pagi ini ada diantara hamba-hambaku yang beriman dan ada pula yang kafir, adapun orang yang mengatakan : hujan turun berkat karunia dan rahmat Allah, maka ia telah beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang, sedangkan orang yang mengatakan : hujan turun karena bintang ini dan bintang itu, maka ia telah kafir kepadaKu dan beriman kepada bintang”.

 

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu yang maknanya yang antara lain disebutkan demikian :

 

قال بعضهم : لقد صدق نوء كذاوكذا، فأنزل الله هذه الآية : ]فلا أقسم بمواقع النجوم[ إلى قوله تكذبون

“ada di antara mereka berkata : ‘sungguh, telah benar bintang ini, atau bintang itu’, sehingga Allah menurunkan firmanNya :

 

]فلا أقسم بمواقع النجوم[ إلى قوله ]تكذبون

 

“Maka aku bersumpah dengan tempat-tempat peredaran bintang” sampai kepada firmanNya :” Dan kamu membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan perkataan yang tidak benar” ([1]

Kandungan bab ini :

  1. Penjelasan tentang maksud ayat dalam surat Al Waqi’ah([2]).
  2. Menyebutkan adanya empat perkara yang termasuk perbuatan jahiliyah.
  3. Pernyataan bahwa salah satu diantaranya termasuk perbuatan kufur (yaitu menisbatkan turunnya hujan kepada bintang tertentu).
  4. Kufur itu ada yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
  5. Di antara dalilnya adalah firman Allah yang disabdakan oleh Nabi dalam hadits qudsinya : “Pagi ini, di antara hamba-hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada pula yang kafir …” disebabkan turunnya ni’mat hujan.
  6. Perlu pemahaman yang mendalam tentang iman dalam kasus tersebut.
  7. Begitu juga tentang kufur dalam kasus tersebut.
  8. Di antara pengertian kufur, adalah ucapan salah seorang dari mereka : “sungguh telah benar bintang ini atau bintang itu.”
  9. Metode pengajaran kepada orang yang tidak mengerti masalah dengan melontarkan suatu pertanyaan, seperti sabda beliau : “tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Rabb kepada kalian ?”.
  10. ancaman bagi wanita yang meratapi orang mati.

([1])  Surat Al Waqi’ah, ayat 75-82

([2])  Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang musyrik atas kekafiran mereka terhadap ni’mat yang dikaruniakan Allah dengan menisbatkan turunnya hujan kepada bintang, dan Allah menyatakan bahwa perkatan ini dusta dan tidak benar, karena turunnya hujan adalah karunia dan rahmat dariNya.

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

 

SEPUTAR ILMU NUJUM

 

Oleh : Misbahudin

 

 

Ilmu seputar perbintangan dijaman jahiliyyah sering disalah fungsikan, mereka mempunyai keyakinan tentang perbintangan yang bertolak belakang dengan tujuan Allah menciptakan bintang gemintang, mereka  membahas seputar perbintangan tanpa landasan ilmu yang jelas, mereka menghabiskan banyak waktu untuk hal tersebut. Dan mereka membebani diri mereka dengan sesuatu yang diluar kemampuan diri mereka sendiri.

 

Ilmu perbintangan mereka selewengkan menjadi sebuah ramalan-ramalan nasib, seolah bintang gemintang adalah penentu dan pengatur kehiduan mereka,  bahagia, sedih, gelisah galau merana dan lain sebagainya. Dan hal ini jelas merupakan sebuah peyimpangan.

 

Imam Bukhori meriwayatkan dalam kitab shohehnya dari Qotadah Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata :

 

"خلق الله هذه النجوم لثلاث : زينة للسماء، ورجوما للشياطين، وعلامات يهتدى بها، فمن تأول فيها غير ذلك أخطأ، وأضاع نصيبه، وتكلف ما لا علم له به".

 

_“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hikmah : sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barang siapa yang berpendapat selain hal tersebut maka ia telah melakukan kesalahan, dan menyianyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”_.

 

Sementara tentang mempelajari tata letak peredaran bulan, Qotadah mengatakan makruh, sedang Ibnu Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka berdua. Tetapi Imam Ahmad memperbolehkan hal tersebut. Yaitu yang berkaitan dengan tata letak matahari, bulan dan bintang, untuk mengetahui arah kiblat, waktu shalat dan semisalnya, maka hal itu diperbolehkan.

 

 

Abu Musa Radhiallahu’anhu menuturkan : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

"ثلاثة لا يدخلون الجنة، مدمن الخمر، وقاطع الرحم، ومصدق بالسحر" رواه أحمد وابن حبان في صحيحه.

 

_“Tiga orang yang tidak akan masuk surga : pecandu khomr (minuman keras), orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir”_. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab shohihnya).

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” dan lain-lain

 

       

 

 

 

SIHIR VERSUS SIHIR

 

Oleh : Misbahudin

 

Nusyrah adalah menyembuhkan sihir dengan sihir lagi, hal ini pernah ditanyakan Nabi tentang metodologi penyembuhan dari sihir, dengan metode panyembuhan yang sering mereka lakukan di masa jahiliyyah.  Maka Nabi Menjawab, “ sesungguhnya hal tersebut merupakan pekerjaan setan, atau dengan pelantara setan,  karena sesungguhnya hal tersebut merupakan jenis sihir dan menggunakan setan sebagai pembantunyam, maka hal tersebut merupakan sebuah kesyirikan yang diharamkan.

 

*Metodologi Nusyrah*

 

Diriwayatkan dari Al Hasan Radhiallahu’anhu ia berkata : “Tidak ada yang dapat melepaskan pengaruh sihir kecuali tukang sihir”. Ibnul qoyyim menjelaskan : “Nusyrah adalah penyembuhan terhadap seseorang yang terkena sihir. Caranya ada dua macam :

 

*Pertama* : dengan menggunakan sihir pula, dan inilah yang termasuk perbuatan syetan. Dan pendapat Al Hasan diatas termasuk dalam kategori ini, karena masing-masing dari orang yang menyembuhkan dan orang yang disembuhkan mengadakan pendekatan kepada syetan dengan apa yang diinginkannya, sehingga dengan demikian perbuatan syetan itu gagal memberi pengaruh terhadap orang yang terkena sihir itu.

 

*Kedua* : Penyembuhan dengan menggunakan Ruqyah dan ayat-ayat yang berisikan minta perlindungan kepada Allah, juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan. Cara ini hukumnya boleh.

 

Pendapat Yang Mengharamkan

 

Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab :

"هي من عمل الشيطان"

“Hal itu termasuk perbuatan syetan” (HR.Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Daud)

Hal ini pernah ditanyakan juga kepada Imam Ahmad mengenai nusyrah, lalu beliau menjawab : “Ibnu Mas’ud membenci itu semua.”  

 

Pendapat yang membolehkan

 

Diriwayatkan dalam shoheh Bukhori, bahwa Qotadah menuturkan : Aku bertanya kepada Said bin Musayyab : “Seseorang yang terkena sihir atau diguna-guna, sehingga tidak bisa menggauli istrinya, bolehkah ia diobati dengan menggunakan Nusyrah ?”, ia menjawab :

"لا بأس به إنما يريدون به الإصلاح، فأما ما ينفع فلم ينه عنه"

 

“Tidak apa-apa, karena yang mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak mudlarat, sedang sesuatu yang bermanfaat itu tidaklah dilarang.”

 

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa nusyrah yang yang menggunakan sihir dan campur tangan setan adalah perbuatan syirik yang diharamkan. Akan tetapi nusyrah dengan Ruqyah dan ayat-ayat yang berisikan minta perlindungan kepada Allah, juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan.

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

BERKENALAM DENGAN DUKUN

 

Oleh : Misbahudin

 

Ketika ambisi menutupi mata hati, ketika segala problematika hidup menutup akal sehat, ketika kebodohon menyelimuti kehidupan,  maka semua jalan menuju tercapainya apa yang diinginkan akan dilabrak walaupun menyelisi kebenaran dan menyimpang dari jalan yang lurus.

 

 

Eksisnya “orang pintar” atau dukun bukan hanya berkembang dalam budaya dan tradisi kehidupan masyarakat Indonesia. Dari zaman dahulu para dukun dan tukang sihir sudah  eksis sebagai jebakan-jebakan setan untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan yang nyata.

 

 

Sungguh tegas ancaman Allah bagi orang yang mendatangi dukun, Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shohehnya, dari salah seorang istri Nabi, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

 

"من أتى عرافا فسأله عن شيء فصدقه لم تقبل له صلاة أربعين يوما"

        

 

_ “Barang siapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari”_.

 

 

Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

 

"من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد ". رواه أبو داود.

 

 

“Barang siapa yang mendatangi seorang dukun, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad” (HR. Abu Daud).

 

 

Dalam Hadits Diatas Rasulullah menegaskan tentang ancaman bagi orang yang datang kepada dukun dan menanyakan hal-hal yang ghoib, yang tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah, Maka balasan bagi mereka adalah tidak mendapatkan pahala shalatnya selama 40 hari,  dikarenakan dia telah menceburkan diri ke dalam kubangan lumpur kemaksiatan.

 

 

Maka ini merupakan sebuah ancaman dan laarangan yang keras bagi orang yang datang ke dukun, hal ini menunjukan bahwa hal itu merupakan keharaman yang paling besar. Jika balasan bagi orang yang mendatangi dukun  amat mengerikan, lalu bagaimana balasan dan ancaman Allah kepada dukun itu sendiri?.

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

 

 

 

MACAM-MACAM SYIHIR

 

Oleh : Misbahudin



Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits yang telah diceritakan kepada oleh Muhammad bin Ja’far dari Auf dari Hayyan bin ‘Ala’ dari Qathan bin Qubaishah dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

"إن العيافة والطرق والطيرة من الجبت"

“Iyafah, Tharq dan Thiyarah adalah termasuk Jibt”

 

 

 Auf memberikaan tafsiran bahwa dari tekh hadits diatas :

 

ü  Iyafah adalah meramal nasib orang dengan menerbangkan burung.

ü  Tharq adalah meramal nasib orang dengan membuat garis diatas tanah.

ü  Jibt adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hasan : suara syetan.

 (hadits tersebut sanadnya jayyid). Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya.

 

Iyafah meramal nasib dengan menerbangkan burung, melingkupi meramal dengan nama-namanya, suara-suaranya dan arah terbangnya, adapun tharq biasanya siperamal membuat sebuah garis  diatas tanah dan dia mengakui dirinya mengetahui hal-hal yang ghaib. Adapun  suara setan atau arranah  melingkupi suara-suara yang membuat jiwa dan hati terlalaikan, hal tersebut disandarkan kepada setan karenaa setanlah yang senantiasa membuat manusia agar senantiasa lalai.

 

Macam-macam sihir ini diletakan oleh Syekh Sholeh Al-Fauzan setelah bab sihir, disini beliau menjelaskan macam-macam sihir yang sering terjadi dikalangan masyarakat. Tetapi hal ini tidak banyak disadari. Sehingga karena kurangnya ilmu  mereka menyangka bahwa macam-macam sihir tersebut adalah karamah para wali.

 

Lalu kegagumen sesat itu berubah meningkat kepada penyembahan dan pengagungan mereka,  sehingga terjatuhlah mereka kepada lubang kesyirikan.

 

Mutiara Hadits

1.       Keharaman menyatakan diri mengetahui yang ghoib, karena hal itu merusak ketauhidan.

2.       Haramnya thiyarah karena hal tersebut merusak ketauhidan dan menghilangkan kesempurnaan tauhid.

3.      Keharaman suara-suara atau nyanyian-nyanyian yang melalaikan, karena hal tersebut merusak semangat ketaatan kepada Allah dan merusak kesempurnaan tauhid.

4.      Suara-suara yang melalaikan adalah segala jenis nyanyian yang melalaikan kepada Allah dan segala alat-alat musik yang melalaikan, tergolong suara setan karena hal tersebut menghalangi dari mengingat Allah.

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

 

 

 

Pemimpin Dzalim

 Oleh : Misbahudin

 

Rasulullah sangat mengahawatirkan pemimpin yang sesat yang mengeluarkan kebijakannya bukan untuk kemalahatan rakyatnya, terutama dalam keselamatan aqidan dan iman, karena pemimpin sangat memiliki pengaruh besar ketika suatu kebijakan dikeluarkan. Maka mau tidak mau, rela atau terpaksa harus berbondong-bondong melaksanaknnya.

 

]قال الذين غلبوا على أمرهم لنتخذن عليهم مسجدا[

 

 

_“Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas  gua mereka”_ (QS. Al kahfi, 21).

 

 

Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah ShallAllahu’alaihi wa Sallam bersabda :

 

إن الله زوى لي الأرض، فرأيت مشارقها ومغاربها، وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها، وأعطيت كنـزين : الأحمر والأبيض، وإني سألت ربي لأمتي أن لا يهلكها بسنة بعامة، وأن لا يسلط عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيستبيح بيضتهم، وإن ربي قال : يا محمد إني إذا قضيت  قضاء فإنه لا يرد، وإني أعطيتك لأمتك أن لا أهلكهم بسنة بعامة، وأن لا أسلط عليهم عدوا من سوى أنفسهم فيستبيح بيضتهم، ولو اجتمع عليهم من بأقطارها، حتى يكون بعضهم يهلك  بعضا، ويسبي بعضهم بعضا”.

 

 

“Sungguh Allah telah membentangkan bumi kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga, merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh itu nantinya akan merampas seluruh negeri mereka.

 

 

Lalu Rabb berfirman : “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan sebab paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri, maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”

 

 

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al barqoni dalam sholehnya dengan tambahan :

 

 

وإني أخاف على أمتى الأئمة المضلين، وإذا وقع عليهم السيف لم يرفع إلى يوم القيامة، ولا تقوم الساعة حتى يلحق حي من أمتى بالمشركين، وحتى تعبد فئام من أمتى الأوثان، وإنه سيكون في أمتى كذابون ثلاثون، كلهم يزعم أنه نبي، وأنا خاتم النبيين، لا نبي بعدي، ولا تزال طائفة من أمتى على الحق منصورة، لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم، حتى يأتي أمر الله تبارك وتعالى”.

 

 

“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan ketika terjadi pertumpahan darah diantara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat, dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada diantara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan sebagian lain yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah ta’ala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah”.

 

 

Dalam tekt hadist diatas jelas bahwa pertempuran antara haq dan batil akan senantisa terus terjadi sampai hari kiamat datang. Dan haari kiamat tidak akan terjadi sebelum ada diantara umatku yang mengikuti orang musyrik yang menyembah berhala. Dan datangnya 30 orang pendusta setelah rasulullah yang mengaku sebagai Nabi.

 

 

Dari Abu Saidt, Rasulullah ShallAllahu’alaihi wa Sallam bersabda :

 

 

لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة بالقذة، حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه”، قالوا : يا رسول الله، اليهود والنصارى ؟ قال :” فمن ؟ ” أخرجه البخاري ومسلم.

 

 

 “Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.”, para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, orang-orang yahudi dan Nasranikah ?”, beliau ShallAllahu’alaihi wa Sallam menjawab : “siapa lagi ?” (HR. Buhkhori dan Muslim).

 

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

BERMAIN SYIHIR

 

Oleh : Misbahudin

 

 

Sihir menurut bahasa adalah  Suatu hal yang penyebabnya tersembunyi. Dari segi istilah sihir adalah Jampi-jampi, mantra-mantra, pengobatan,  asap kemenyan dan ikatan-ikatan buhul, yang berasa pengaruhnya di hati dan badan, maka tujuan dari sihir tersebut adalah untuk membuat sakit, membunuh atau memisahkan seseorang dengan pasangannya yang sah. Dan Semuaitu terjadi dengan ijin Allah.

 

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ

 

Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah (QS. Al-Baqarah : 102)

 

Tukang Sihir, Manusia Yang Rugi Di Akhirat

 

 

[ولقد علموا لمن اشتراه ما له في الآخرة من خلاق]

 

_“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akherat_ (QS. Al Baqarah, 102).

 

 

Persekongkolan Antara Sihir Dan Setan

[يؤمنون بالجبت والطاغوت]

 

“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut” (QS. An nisa’, 51).

 

Menurut penafsiran Umar bin Khothob Radhiallahu’anhu : Jibt adalah sihir, sedangkan Thoghut adalah syetan. Sedangkan Jabir Radhiallahu’anhu berkata : Thoghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan, yang ada pada setiap kabilah.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

"اجتنبوا السبع الموبقات، قالوا : يا رسول الله وما هن، قال : الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات".

 

 

“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran !, para sahabat bertanya : “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah ?”, beliau menjawab :” yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, membelot dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa dan tidak memikirkan untuk melakukan dosa, dan beriman kepada Allah” (HR. Bukhori dan Muslim).

 

Hukuman Tukang Sihir

 

Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda dalam hadits marfu’ :

"حد الساحر ضربة بالسيف " رواه الترمذي، وقال : الصحيح أنه موقوف.

 

 

_“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang”_ (HR. Imam Turmudzi, dan ia berkata : pendapat yang benar ini perkataan sahabat).

 

Dalam shoheh Bukhori, dari Bajalah bin Abdah, ia berkata : “Umar bin Khothob telah mewajibkan untuk membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan, maka kami telah membunuh tiga tukang sihir.”

 

Dalam shohih Bukhori, diceritakan juga, Hafsah telah memerintahkan untuk membunuh budak perempuannya yang telah menyihirnya, maka dibunuhlah ia, dan begitu juga riwayat yang shoheh dari Jundub.

 

Imam Ahmad berkata : “Diriwayatkan dalam hadits shoheh, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir ini telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi (Umar, Hafsah dan Jundub).

 

Kandungan bab ini :

 

  1. Penjelasan tentang makna Jibt dan Thoghut, serta perbedaan antara keduanya.
  2. Thoghut itu kadang-kadang dari jenis Jin, dan kadang-kadang dari jenis manusia.
  3. Mengetahui tujuh perkara yang bisa menyebabkan kehancuran, yang dilarang secara khusus oleh Nabi.
  4. Tukang sihir itu kafir.
  5. Tukang sihir itu dihukum mati tanpa diminta taubat lebih dahulu.
  6. Jika praktek sihir itu telah ada dikalangan kaum muslimin pada masa Umar, bisa dibayangkan bagaimana sepka terjang para penyihir sesudah jamannya.

 

 

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

PARA PENGABDI SETAN

 

Oleh : Misbahudin

 

 

 

Berhala adalah  tuhan yang dibuat untuk manusia  dalam bertaqarub kepada Allah atau bahkan sebaliknya menjadiknnya sebagai Tuhan. Berhala ada yang terlihat jelas da nada juga yang tak kasat mata, tersembunyi. Berhala yang terlihat jelas adalah patung-patung, pohon-pohon dan batu-batu yang dianggap punya nilai keramat dipercaya memiliki kemampuan mendatangkan keberkahan ataupun mala petaka.

 

 

Adapun berhala yang tak kasat mata, tersebunyi adalah ego manusia itu sendiri, ketika seseorang bergerak dan beraktivitas hanya karena dorongan egoisme untuk medatangkan kenikmatan materi, maka sesungguhnya dia telah menjadikan ego wahanafusnya menjadi Tuhan. Ataupun motif-motif terselubung dalam hati yang mencari sesuatu selain pahala dari Allah.

 

 

Berhala Hasil Ekplorasi Pemikiran Sesat

 

 

]ألم تر إلى الذين أوتوا نصيبا من الكتاب يؤمنون بالجبت والطاغوت ويقولون للذين كفروا هؤلاء أهدى من الذين آمنوا سبيلا[

 

 

_“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab ?, mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.”_ (QS. An nisa’, 51 ).

 

 

 

Tidak setiap hasil ekplorasi perenungan akal menghasilkan kesimpulan yang benar, karena apalah daya akal jika tidak dibimbig oleh cahaya kebenaran yang datang dari Allah, akal yang kritis bin jenius tanpa bekal petunjuk Allah dari Al-Qur’an dan As-sunnah bak pisau tajam di tangan anak kecil. Adapun akal kritis dan jenius  yang dbekali dengan cahaya kebenaran Allah maka bak pisau tajam ditangan orang dewasa. Tentu manfaat dan resiko bisa kita bayangkan.

 

 

Kutukan Para Pengabdi Thagut

 

 

]قل هل أنبئكم بشر من ذلك مثوبة عند الله، من لعنه الله وغضب عليه، وجعل منهم القردة والخنازير وعبد الطاغوت[.

 

 

“Katakanlah :” maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan diantara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thoghut” (QS. Al maidah, 60).

 

 

Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab menyebutkan bahwa thaghut ada 5. Beliau tidak menyatakan sesuatu sebagai thaghut secara asal-asalan, namun karena memang ada landasannya dari nash-nash yang jelas. Maka thaghut adalah:

 

 

1.       Syetan yang menyeru agar beribadah kepada selain Allah SWT, dalilnya: ”Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Yassin: 60)

2.       Penguasa yang merubah hukum Allah SWT, dalilnya: ”Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut.” (An Nisa: 60)

3.      Mereka yang berhukum selain dengan hukum Allah, dalilnya: ”Barangsiapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, mereka itulah orang-orang kafir.” (Al Maidah: 44)

4.      Mereka yang mengaku mengetahui perkara ghaib (dukun, paranormal), dalilnya: ”Allah mengetahui yang gaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang gaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (Al Jinn: 26-27)

5.      Orang yang diibadahi selain Allah dan dia ridha dengan hal itu, dalilnya: ”Barangsiapa di antara mereka mengatakan: ’Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain Allah,’ maka orang itu Kami berikan balasan berupa Jahannam.” (Al Anbiya: 29). (Majmua’tut Tauhid, hal. 260)


Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” dan lain-lain.