Oleh
: Misbahudin
Rasullah
berbicara dan bertindak pasti atas bimbangan Allah, agar segala tindak dan
tanduk menjadi sebuah contoh keteladan yang abadi untuk umat semesta Allah hari
ini sampai umat-umat akhir jaman.
Dalam
setiap lini kehidupan Rasulullah adalah sebuah keteladan, baik dalam dunia
politik, pemerintahan, kependidikan, ahlak dan lain sebagainya, termasuk dalam
hal aqidah keimanan, Rasulullah adalah barometer kebenaran, beliau adalh suri
tauladan umat untuk menjadi hamba Allah seutuhny sesuai dengan cahaya
petunjuk_Nya yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dalam
Aqidah Rasulullah mewanti-wantikan kepada para sahabat agar jangan
mengkultuskan kuburan rasulullah sehingga dianggap keramat, sumber keberkahan dapat
mendatangan kebaikan dan lain sebagainya. Walaupun niatnya baik tetapi jika hal
tersebut bertentangan dengan perintah dan larangan Rasulullah sendiri maka
perbuatan didalamnya banyak kemaslahatan untuk iman dan aqidah umat Islam.
Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala
:
]لقد
جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم[
_“Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sediri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat
belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang mu’min.”_
(QS. At Taubah, 128).
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RadhiAllohu’anhu bahwa
Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
“لا تجعلوا بيوتكم قبورا، ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن
صلاتكم تبلغني حيث كنتم” رواه أبو داود بإسناد حسن ورواته ثقات.
“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian
sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat
perayaan, ucapkanlah sholawat untukku, karena sesungguhnya ucapan sholawat
kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada”
(HR. Abu Daud dengan sanad yang baik, dan para perowinya tsiqoh).
Dalam
hadits yang lain, Ali bin Al Husain RadhiAllohu’anhu menuturkan, bahwa ia
melihat seseorang masuk kedalam celah-celah yang ada pada kuburan Rasululloh,
kemudian berdo’a, maka ia pun melarangnya seraya berkata kepadanya : “Maukah
kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari kakekku dari
Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“لا تتخذوا قبري عيدا، ولا بيوتكم قبورا، وصلوا علي فإن تسليمكم
يبلغني حيث كنتم”
“Janganlah
kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan
rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam untukku, karena
doa salam kalian akan sampai kepadaku dari mana saja kalian berada”
(diriwayatkan dalam kitab Al Mukhtarah).
Kandungan Mutiara ayat dan hadits
1.
Rasululloh
ShallAllohu’alaihi wa Sallam telah memperingatkan umatnya dan berusaha dengan
sungguh-sungguh dalam menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju kepada
kemusyrikan, serta menutup setiap jalan yang menjurus kepadanya.
2.
Rasululloh
ShallAllohu’alaihi wa Sallam sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kita,
dan amat belas kasihan lagi penyayang kepada kita.
3.
Larangan Rasululloh
ShallAllohu’alaihi wa Sallam untuk tidak menziarahi kuburannya dengan cara
tertentu, [yaitu dengan menjadikannya sebagai tempat perayaan], padahal
menziarahi kuburan beliau termasuk amalan yang amat baik.
4.
Rasululloh
ShallAllohu’alaihi wa Sallam melarang seseorang banyak melakukan ziarah kubur.
5.
Rasululloh
ShallAllohu’alaihi wa Sallam menganjurkan untuk melakukan sholat sunnah di
dalam rumah.
6.
Satu hal yang sudah
menjadi ketetapan dikalangan kaum terdahulu, bahwa menyampaikan sholawat untuk
Nabi tidak perlu masuk di dalam kuburannya. Alasannya karena sholawat dan salam
seseorang untuk beliau akan sampai kepada Beliau dimanapun ia berada, maka tidak
perlu harus mendekat, sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang.
7.
Nabi
ShallAllohu’alaihi wa Sallam di alam barzakh, akan ditampakkan seluruh amalan
umatnya yang berupa sholawat dan salam untuknya. memperingatkan umatnya agar
menjauhi syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah tujuan utama
diutusnya Rasululloh.
Sumber Inpirasi
Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu
Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar