Oleh
: Misbahudin
Dalam
kehidupan duniapun manusia membutuhkan pertolongan orang lain, apalagi di
negeri akhirat, dimana disana adalh tempat seadil-adilnya, setiap dosa ataupun
kebaikan kekecil apapun pasti akan menerima balasan yang setimpal. Oleh karena itu, salah satu hal yang dapat
menyelamatkan manusia adalah amal-amal baikya di dunia. Manusia pasti membutuhkan pertolongan pada
saat itu.
Kaum
Musrikin sungguh berada dalam kesesatan yang nyata, mereka meminta syafaat kepada malaikat, nabi dan wali. Kata mereka :
“Kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah
dan memberikan syafa'at kepada kami di sisiNya”, maka dalam bab ini diuraikan
bahwa syafa'at yang mereka harapkan itu adalah percuma, bahkan syirik, dan
syafa'at hanyalah hak Allah semata, tiada yang dapat memberi syafa'at kecuali
dengan seizinNya bagi siapa yang mendapat ridhaNya.
]وأنذر
به الذين يخافون أن يحشروا إلى ربهم ليس لهم من دونه ولي ولا شفيع لعلهم يتقون[
_“Dan
berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang
takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka
tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar
mereka bertakwa”_ (QS. Al An’am, 51)
]قل
لله الشفاعة جميعا[
“Katakanlah
(hai Muhammad) : hanya milik Allah lah syafaat itu semuanya” (QS. Az zumar,
44).
Tidak
Ada Yang Bisa Memberi Syafaat Tanpa Izinnya.
]من
ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه[
“Tiada
seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizinNya” (QS. Al
baqarah, 225).
Ayat
ini menegaskan bahwa syafa'at itu tidak diberikan kepada seseorang, tanpa
adanya izin dari Allah.
Hak
pemberian syafaat yang untuk orang-orang yang diridhoiNya
]وكم
من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلا من بعد أن يأذن الله لمن يشاء ويرضى[
“Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat
mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengiizinkan (untuk
diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhoiNya” (QS. An Najm,
26)
Ayat
ini menunjukkan bahwa syafa'at itu diberikan oleh orang yang diridhoi Allah
dengan izin dariNya. Dengan demikian syafa'at itu adalah hak mutlak Allah, tidak
dapat diminta kecuali dariNya, dan menunjukkan pula kebatilan syirik yang
dilakukan oleh kaum musyrikin dengan mendekatkan diri kepada malaikat, nabi
atau orang-orang sholeh, untuk meminta syafaat mereka.
]قل
ادعوا الذين زعمتم من دون الله لا يملكون مثقال ذرة في السموات ولا الأرض وما لهم فيهما من شرك وما له منهم من ظهير ولا
تنفع الشفاعة عنده إلا لمن أذن له[
_“Katakanlah : “serulah mereka yang kamu anggap (sebagai
tuhan) selain Allah, mereka tak memiliki kekuasaan seberat dzarrah (biji atum) pun di langit maupun di bumi, dan
mereka tidak mempunyai suatu andil apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi,
dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi pembantu bagiNya. Dan
tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah
diizinkaNya memperoleh syafaat itu”_
(QS. Saba’, 22).
Abul Abbas mengatakan : “Allah telah
menyangkal segala hal yang menjadi tumpuan kaum musyrikin, selain diriNya
sendiri, dengan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun selainNya yang memiliki
kekuasaan, atau bagiannya, atau menjadi pembantu Allah.
Adapun tentang syafa’at, maka telah
ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berguna kecuali bagi orang yang
telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firmanNya :
]ولا
يشفعون إلا لمن ارتضى[
“Dan
mereka tidak dapat memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhoi Allah”
(QS. Al Anbiya’, 28).
Ayat
kelima mengandung bantahan terhadap kaum musyrikin yang mereka itu menyeru
selain Allah, seperti malaikat dan makhluk-makhluk lainnya, karena menganggap
bahwa makhluk-makhluk itu bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorat, dan
menunjukkan bahwa syafa'at tidak berguna bagi mereka, karena syirik yang mereka
lakukan, tetapi hanya berguna bagi orang yang mengamalkan tauhid, dan itupun
dengan izin Allah.
Kaum
Musyrikin Terjauh Dari Syafaat
Syafa’at
yang diperkirakan oleh orang-orang musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat,
sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Al qur’an.
Dan
diberitakan oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam : “bahwa beliau pada hari
kiamat akan bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala pujian kepadaNya,
beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu baru dikatakan
kepada beliau : “Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan
didengar, dan mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah
syafa’at niscaya syafa’atmu akan diterima”.(HR. Bukhori dan Muslim).
Manusia
Paling Beruntung
Abu
Hurairah Radhiallahu’anhu bertanya kepada beliau : “siapakah orang yang paling
beruntung mendapatkan syafa’atmu ?”, Beliau menjawab : “yaitu orang yang
mengucapkan La Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam hatinya” . (HR. Bukhori
dan Ahmad).
Syafa’at
yang ditetapkan ini adalah syafaat untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang
yang mentauhidkan Allah dengan ikhlas karena Allah semata) dengan seizin Allah,
bukan untuk orang yang menyekutukan Allah dengan yang lainNya.
Dan
pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah yang melimpahkan karuniaNya kepada
orang-orang yang ikhlas tersebut, dengan memberikan ampunan kepada mereka,
dengan sebab doanya orang yang telah diizinkan oleh Allah untuk memperoleh
syafa’at, untuk memuliakan orang tersebut dan menempatkanya di tempat yang
terpuji.
Jadi
syafa’at yang ditiadakan oleh Al qur’an adalah yang didalamnya terdapat
kemusyrikan. Untuk itu Al Qur’an telah menetapkan dalam beberapa ayatnya bahwa
syafaat itu hanya ada dengan izin Allah. Dan Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafa'at
itu hanya diperuntukan untuk orang-orang yang bertauhid dan ikhlas karena Allah
semata”.
Kandungan
Mutiara Ayat Dan Hadits
- Syafa’at
yang dinafikan adalah syafa’at yang didalamnya terdapat unsur-unsur
kemusyrikan.
- Syafa’at
yang ditetapkan adalah syafa’at untuk orang-orang yang bertauhid dengan
ikhlas, dan dengan izin Allah.
- Penjelasan
tentang adanya syafa’at kubro, yaitu
: Al Maqom Al Mahmud (kedudukan yang terpuji).
- Cara
yang dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafa'at, beliau tidak
langsung memberi syafa'at lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah,
menghaturkan segala pujian kepadaNya, kemudian setelah diizinkan oleh
Allah barulah beliau memberi syafa'at.
- Adanya
pertanyaan : “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’at
beliau ?” Syafa’at itu tidak diberikan kepada orang yang mensekutukan
Allah.
Sumber Inpirasi
Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu
Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar