Oleh
: Misbahudin
Ada
yang menarik jika merenungi kisah para sahabat Rasulullah, bagaimana kisap
bertauhid melahirkan pribadi-pribadi yang luar biasa, Nabi Muhammad Sholalhu
‘alahi wasalam telah melahirkan para kader penerus yang secara mental dan
spiritual begitu mengagumkan.
Maka
tidaklah heran, Michel Hart ahli sejarah barat dalam bukunya 100 Tokoh Dunia menempatkan
Nabi Muhammad menjadi nomor satu manusia yang berpengaruh di dunia ini.
Rasulullah
menegaskan dalam sabdanya bahwa sebaik-baiknya umat, sebaik-baiknya manusia
adalah dijamannya.
bahwa Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
خَيْرُ
النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“
Sebaik-baik manusia adalah zamanku, dan kemudian setelahnya, dan kemudian
setelahnya.” (HR. Bukhari )
Lihatlah
Bilal bin robah seorang budak yang dianggap hina dijaman jahiliyyah, tetapi
ketika cahaya tauhid yang merasuk kedalam jiwanya, maka berubahlah sosok budak
itu menjadi bak tentara yang berani mati demi prinsip tauhidnya. Siksaan mental
dan fisik tidak mebuat imannya goyah. Iman dan ketauhidannya tetap berdiri
kokoh bak karang yang tidak bergeser sedekitipun ketika hempasan gelombang
ombak yang datang bertubi-tubi.
Apa
yang membut bilal menjadi pribadi yang luar biasa kokohnya dalam memegang
prinsip?. Ya itulah pengaruh dari cahaya tauhid yang sudah mengkar kuat dalam
jiwanya sehingga tumbuhlan dari ketauhidan itu karakter yang baik dan kuat yang
siap memberikan jiwanya untuk Allah.
Manusia
yang dianggap hina menjadi terangkat derajatnya dengan keimanan, bilal hanya
salah satu contoh sahabat mulia karena ketauhidan yang paripurna yang terus
ditanamkan dalam jiwanya.
Lalu,
bagaimanakah jika cahaya ketauhidan menyapa jiwa yang mempunyai karakter yang
kuat, jiwa yang memiliki skill yang luar biasa. Lihatlah Umar Bin Khottob yang
dengan masuknya ke dalam Islam, Islam yang menjadi lebih kuat, Islam menjadi
lebih ditakuti dan disegani. Dan telah tercatat dalam sejarah, bagaimana Umar
telah menorehkan tinta emas dan sejarah peradaban Islam bahwa dengan jasanya
ketika menjabat sebagai kholifah Islam menyebar ke berbagai pelosok dunia.
Lihatlah
Khalid Bin Walid ketika cahaya Islam menyapa hatinya. Sang panglima perang yang
sangat bengis dan benci kepada Rasulullah, menunduk dengan penuh kepasrahaan
dan membuka jiwanya agar cahaya tauhid itu hidup dan meneranginya jiwa dan
akalnya yang gelap menjadi bersinar terang benerang dengan cahaya hidayah
Allah.
Tumbuhlah
karater Kholid bin walid menjadi pribadi lebih luar biasa, tidak ada satu
peperanganpun yang beliau pimpin mendapatkan kekalahan. Peperangan yang
dipimpinya pasti akan berbuah manis, pulang dengan senyuman kemengan dan
kepuasan jiwa. Sehingga lahirlah sebuah keyakinan dan pengkultusan oleh masyarakat
Islam pada saat itu.
Mereka
meyakini bahwa peperangan kapanpun dan dimanapun yang dipimpin oleh Kholid bin
walid pasti akan memetik kemenangan tidak akan ada cerita Kholid bin walid
kalah dalam memimpin peperangan.
Umar
bin Khottob mencium gelagat yang membahayakan keimanan umat Islam pada saat itu
dari benih-benih pengkultusan kepada
Kholid bin walid telah lahir di tengah-tengah mereka. Lalu Beliaupun memutuskan
untuk mengganti panglima perang saat itu, dan menjadikan Kholid bin walid
menjadi tentara biasa.
Apakah
yang diperbuat Kholid Bin walid pada saat itu, Beliau tetap berperang tanpa gengsi dan tanpa malu, tetap berjuang
di jalan Allah tanpa melihat bagaimana statusnya. Ketika ditanya, “kenapa
engkau masih tetap berperang, padahal Umar bin khottob telah menghinakanmu
menjadi tentara biasa?”, lalu apa yang beliau katakana kepadanya, “ AKU
BERPERANG KARENA ALLAH, BUKAN KARENA UMAR”. Inilah buah ketauhidan yang
paripurna dan luar biasa.
Masih
banyak cerita dari para sahabat Rasulullah yang sarat dengan hikmah dan
pelajaran kehidupan. Yang manifestasikan
kebenaran firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 82 yang menegaskan bahwa
barang siapa yang beriman dengan peripurna tanpa terkontaminasi dengan
kesyirikan (baik kecil ataupun besar), maka merekalg manusia-manusia yang
berada dalam petunjuk kebenaran.
الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ
وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
(QS.
Al-An’am : 82)
Keutamaan
tauhid dalam pengaruh terhadap karakter manusia akan menghasilkan budi pekerti
yang luhur karena semua dibangun diatas tauhid mengharapkan hanya pahala dan
keridhoannya. Selain itu juga salah satu keutamaan tauhid adalah menghapus
dosa-dosa yang telah dilakukan.
Maka
keutamaan tauhid ini harus dijadikan motivasi dalam menjalani kehidupan. Orang
yang bertauhid dalam segala aspek ibadah dalam kehidupan dan tidak mencampur
adukan ketuhidan itu dengan kesyirikan mereka akan diberikan ketenangan dan
kedamaina dari hal-hal yang menakutkan
dan hal-hal yang tidak mereka senangi di akhirat kelak.
Mereka
diberikan kemudahan untuk meniti jalan yang Allah ridhoi di dalam kehiudpan
dunia sehingga berbuah manis di negeri keabadian. Orang yang jauh dari Iman
membutuhkan hidayah dan taufiq dari Allah agar mereka bisa hijrah menuju jalan
yang benar demikian juga orang yang telah beriman tetap membutuhkan hidayah
agar mereka bisa istiqomah menapaki jalan yang benar sampai akhir hayatnya.
Syekh
Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” .
Beliau memberikan beberapa point-point penting dari surat Al-An’am ayat 82 di
atas :
1. Keutamaan
tauhid dan buah manisnya di kehidupan dunia dan akhirat.
2. Sesungguhnya
kesyirikan adalah sebuah kedholiman yang bisa menggerogoti keimanan.
3. Kesyirikan
merupakan dosa yang paling besar di mata Allah yang tidak diampuni.
4. Sesungguhnya
kesyirikan mengakibatkan rasa takut di dunia dan akhirat.
==============================
🌐 Blog : http://bit.ly/literasi-islam
🇫 FB : http://bit.ly/misbahudin123
📹 Youtube
: http://bit.ly/misbahchannel
📷 IG : http://bit.ly/misbahudinofficial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar