Rabu, 09 Desember 2020

10 NASIHAT KEHIDUPAN

 

Oleh : Misbahudin

 

Manusia yang hidup pasti membutuhkan nasihat. Karena iman adakalanya naik meninggi tetapi sebaliknya, adakalanya iman itu menukik ke bawah dasar jiwa yang gelap.

 

Maka fungi Nasihat itu adalah untuk mestabilkan kembali iman kita, sehingga cahaya keimanan itu  memancar di dalam jiwa yang gelap nan lesu. Nasihat itu memberikan setruman agar jiwa bangkit dan kembali bersujud dan taat kepada apa yang Tuhan perintahkan dan kepada apa-apa yang dilarang oleh-Nya.

 

Dalam Hadits Arbain Imam An-Nawawi rohimahullah dicantukan salah satu hadits yang berkaitan dengan nasihat sebagai konsep ajaran Islam.

 

عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم

 

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab“Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)


Hadist ini merupakan salah satu pondasi dalam bangunan Islam, sebagaimana yang dikatakan Syaikh Sholih Alu syaikh dalam syarah Al-arba’in an-Nawaiyah, beliau mengatakan bahwa hadits ini merupakan salah satu hadits yang sangat agung kedudukannya, karena dia mencakup seluruh ajaran agama Islam, entah itu yang berkaitan dengan hak-hak Allah, hak-hak rasul-Nya maupun hak-hak umat manusia pada umumnya.


Para ulama memberikan sebuah arahan untuk memhami bahwa “agama itu adalah nasihat”. Ada yang mengatakan bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali adalah nasihat. Sebagian ulama yang lain menjelaskan maksud dari hadits ini adalah bahwa sebagian besar ajaran agama Islam terdiri dari nasihat. 


Lalu apa yang Allah nasihatkan kepada manusia?. Dalam surat Al-an’am ayat
151-153 Allah dengan gamlang memaparkan sepuluh nasihat kehidupan untuk kita.

 

قُلۡ تَعَالَوۡا اَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡ اَلَّا تُشۡرِكُوۡا بِهٖ شَيۡـئًـا وَّبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا ۚ وَلَا تَقۡتُلُوۡۤا اَوۡلَادَكُمۡ مِّنۡ اِمۡلَاقٍؕ نَحۡنُ نَرۡزُقُكُمۡ وَاِيَّاهُمۡ ۚ وَلَا تَقۡرَبُوا الۡفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَ ۚ وَلَا تَقۡتُلُوا النَّفۡسَ الَّتِىۡ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالۡحَـقِّ ؕ ذٰ لِكُمۡ وَصّٰٮكُمۡ بِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ

 

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Qs.Al-an’am; 151-153)

 

Allah memerintahkan Rasulullah untuk memperingatkan manusia yang melakukan kemusyrikan dengan peribadatan kepada selain Allah, mereka mengharamkan apa Yang Allah rejkikan kepada mereka, dan budaya mereka senantiasa membunuh anak-anaknya  untuk dipersembahkan kepada berhala-berhala sebagai wujud ketatan, ketundukan dan penuhahan.

 

Mereka melakukan tradisi sesat itu hanya bersumber  hasil pemikiran sesat melalui campur tangan tipu daya setan dengan  bisikan-bisikan menyesatkannya untuk memalingkan  fitrah ketauhidan mereka kepada Allah.

 

Nabi pun berkata kepada mereka, “ kemarilah kalian, aku akan sampaiakan apa yang sebenarnya pencipta kalian haramkan dengan keharaman yang jelas bukan sebuah kebohongan atau ataupun spekulasi akal semata yang bersifat prasangka. Tetapi keharaman ini adalah keharamaan yang jelas bersumber dari Wahyu Allah”.

 

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya  Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” . Beliau memberikan beberapa point-point nasihat dari surat Al-an’am ayat151-153 yaitu :

 

1.              Jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Dengan berbagai bentuk kemusyrikan berharap, takut dan cinta kepada selain Allah.

 

 

2.              Berbaktilah kepada kedua orang tua kalian dengan cara berbuat baik kepadanya dalam ucapan dan sikap yang lembut, menjaga, merawat dan taat kepada keduanya dalam hal-hal yang  tidak mengandung kemaksiatan.

 

3.              Jangan membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Karena sesungguhnya Allah yang mebberi rezeki kalian dan mereka, dan bukanlah kamu yang memberi rezeki mereka bahkan kamu bukanlah yang memberi rezeki untuk dirimu sendiri.

 

4.              Jangan mendekati kemaksiatan baik kemaksiatan dengan anggota badan ataupun kemaksiatan hati. Ataupun kemaksiatan yang Nampak atau kemaksiatan yang tersembunyi yang tidak dilihat oleh orang.

 

 

5.              Jangan membunuh jiwa yang Allah haramkan mebunuhnya. Yaitu jiwa seorang muslim dan yang sudah melakukan perjanjian yang benar. Dan yang dibolehkan dibunuh adalah orang yang terkena Qisos, orang yang sudah menikah yang berzinah atau orang yang murtad setelah Islam.

 

6.              Jangan memakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik dengan mengolangkan hartanya dan mengembangkan hartanya. Maka setelah anak yatim itu dewasa maka serahkanlah hartanya.

 

 

7.              Sempurnakanlah timbangan dengan adil. Adil ketika membeli atau ketika menjual.

 

 

8.              Perintah adil dalam ucaapan dan perbuatajn orang dekat ataupun yang jauh.

 

9.              Menunaikan perjanjian dengan Alllah dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya yang bersumber dari kitabullah dan sunah Nabi-Nya.

 

 

10.          Ikuti jalan Allah yang lurus dengan meninggalkan apa yang dilarangnya, dan larangan yang paling keras adalah larangan untuk tidak berbuat syirik. Mengejakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan. Dan kewajiban yang paling agung adalah kewajiban untuk menancapkan ketauhidan kedasar jiwa yang paling dalam. 

 

Menjauhi jalan-jalan lain selain jalan yang lurus itu yaitu jalan-jalan kebid’ahan-kebid’ahan dan syubhat-syubhat penghancur iman dan ketauhidan. Jika manusia mengikuti jalan-jalan yang menyimpang itu maka mereka akaan berpecah belah dan menghancurkan pondasi agama Islam dalam hatinya.

 

 

==============================

🌐 Blog : http://bit.ly/literasi-islam

🇫 FB : http://bit.ly/misbahudin123

📹 Youtube : http://bit.ly/misbahchannel

📷 IG : http://bit.ly/misbahudinofficial

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar