Oleh : Misbahudin
Manusia yang hidup pasti membutuhkan
nasihat. Karena iman adakalanya naik meninggi tetapi sebaliknya, adakalanya
iman itu menukik ke bawah dasar jiwa yang gelap.
Maka fungi Nasihat itu adalah untuk
mestabilkan kembali iman kita, sehingga cahaya keimanan itu memancar di dalam jiwa yang gelap nan lesu.
Nasihat itu memberikan setruman agar jiwa bangkit dan kembali bersujud dan taat
kepada apa yang Tuhan perintahkan dan kepada apa-apa yang dilarang oleh-Nya.
Dalam Hadits Arbain Imam An-Nawawi rohimahullah
dicantukan salah satu hadits yang berkaitan dengan nasihat sebagai konsep
ajaran Islam.
عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله
عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه,
ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus
ad-Daary radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Agama itu nasihat”. Kami pun
bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu
adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya
(kaum muslimin)”. (HR. Muslim)
Hadist ini merupakan salah satu pondasi dalam bangunan Islam, sebagaimana yang
dikatakan Syaikh Sholih Alu syaikh dalam syarah Al-arba’in an-Nawaiyah,
beliau mengatakan bahwa hadits ini merupakan salah satu hadits yang sangat
agung kedudukannya, karena dia mencakup seluruh ajaran agama Islam, entah itu
yang berkaitan dengan hak-hak Allah, hak-hak rasul-Nya maupun hak-hak umat
manusia pada umumnya.
Para ulama memberikan sebuah arahan untuk memhami bahwa “agama itu adalah
nasihat”. Ada yang mengatakan bahwa semua ajaran agama Islam tanpa terkecuali
adalah nasihat. Sebagian ulama yang lain menjelaskan maksud dari hadits ini
adalah bahwa sebagian besar ajaran agama Islam terdiri dari nasihat.
Lalu apa yang Allah nasihatkan kepada manusia?. Dalam surat Al-an’am ayat 151-153 Allah dengan gamlang memaparkan
sepuluh nasihat kehidupan untuk kita.
قُلۡ تَعَالَوۡا
اَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡ اَلَّا
تُشۡرِكُوۡا بِهٖ شَيۡـئًـا وَّبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا ۚ وَلَا
تَقۡتُلُوۡۤا اَوۡلَادَكُمۡ مِّنۡ اِمۡلَاقٍؕ نَحۡنُ
نَرۡزُقُكُمۡ وَاِيَّاهُمۡ ۚ وَلَا
تَقۡرَبُوا الۡفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَ ۚ وَلَا
تَقۡتُلُوا النَّفۡسَ الَّتِىۡ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالۡحَـقِّ ؕ ذٰ لِكُمۡ
وَصّٰٮكُمۡ بِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa
yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak dan janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki
kepadamu dan kepada mereka dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan
yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu
supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang
Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.” (Qs.Al-an’am; 151-153)
Allah memerintahkan Rasulullah untuk
memperingatkan manusia yang melakukan kemusyrikan dengan peribadatan kepada
selain Allah, mereka mengharamkan apa Yang Allah rejkikan kepada mereka, dan budaya
mereka senantiasa membunuh anak-anaknya
untuk dipersembahkan kepada berhala-berhala sebagai wujud ketatan, ketundukan
dan penuhahan.
Mereka melakukan tradisi sesat itu
hanya bersumber hasil pemikiran sesat
melalui campur tangan tipu daya setan dengan bisikan-bisikan menyesatkannya untuk memalingkan
fitrah ketauhidan mereka kepada Allah.
Nabi pun berkata kepada mereka, “
kemarilah kalian, aku akan sampaiakan apa yang sebenarnya pencipta kalian
haramkan dengan keharaman yang jelas bukan sebuah kebohongan atau ataupun
spekulasi akal semata yang bersifat prasangka. Tetapi keharaman ini adalah
keharamaan yang jelas bersumber dari Wahyu Allah”.
Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah
Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi
Syarah Kitab At-Tauhid” . Beliau memberikan beberapa point-point nasihat
dari surat Al-an’am ayat151-153 yaitu :
1.
Jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun. Dengan berbagai bentuk kemusyrikan berharap, takut dan cinta kepada
selain Allah.
2.
Berbaktilah kepada kedua orang tua kalian
dengan cara berbuat baik kepadanya dalam ucapan dan sikap yang lembut, menjaga,
merawat dan taat kepada keduanya dalam hal-hal yang tidak mengandung kemaksiatan.
3.
Jangan membunuh anak-anakmu karena takut
miskin. Karena sesungguhnya Allah yang mebberi rezeki kalian dan mereka, dan
bukanlah kamu yang memberi rezeki mereka bahkan kamu bukanlah yang memberi rezeki
untuk dirimu sendiri.
4.
Jangan mendekati kemaksiatan baik kemaksiatan
dengan anggota badan ataupun kemaksiatan hati. Ataupun kemaksiatan yang Nampak
atau kemaksiatan yang tersembunyi yang tidak dilihat oleh orang.
5.
Jangan membunuh jiwa yang Allah haramkan
mebunuhnya. Yaitu jiwa seorang muslim dan yang sudah melakukan perjanjian yang
benar. Dan yang dibolehkan dibunuh adalah orang yang terkena Qisos, orang yang
sudah menikah yang berzinah atau orang yang murtad setelah Islam.
6.
Jangan memakan harta anak yatim kecuali
dengan cara yang baik dengan mengolangkan hartanya dan mengembangkan hartanya.
Maka setelah anak yatim itu dewasa maka serahkanlah hartanya.
7.
Sempurnakanlah timbangan dengan adil. Adil
ketika membeli atau ketika menjual.
8.
Perintah adil dalam ucaapan dan perbuatajn
orang dekat ataupun yang jauh.
9.
Menunaikan perjanjian dengan Alllah dengan
cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya yang bersumber dari
kitabullah dan sunah Nabi-Nya.
10.
Ikuti jalan Allah yang lurus dengan
meninggalkan apa yang dilarangnya, dan larangan yang paling keras adalah
larangan untuk tidak berbuat syirik. Mengejakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan.
Dan kewajiban yang paling agung adalah kewajiban untuk menancapkan ketauhidan
kedasar jiwa yang paling dalam.
Menjauhi jalan-jalan lain selain jalan
yang lurus itu yaitu jalan-jalan kebid’ahan-kebid’ahan dan syubhat-syubhat
penghancur iman dan ketauhidan. Jika manusia mengikuti jalan-jalan yang
menyimpang itu maka mereka akaan berpecah belah dan menghancurkan pondasi agama
Islam dalam hatinya.
==============================
🌐 Blog : http://bit.ly/literasi-islam
🇫 FB : http://bit.ly/misbahudin123
📹 Youtube : http://bit.ly/misbahchannel
📷 IG : http://bit.ly/misbahudinofficial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar