Rabu, 09 Desember 2020

Tauhid VS Kemusyrikan

 

Oleh : Misbahudin

 

 

Dalam hidup hal-hal yang saling berlawanan dan bertolak belakang pasti mengiri kehidupan manusia, cahaya dengan kegelapan. Keindahan dengan keburukan. Ketaatkan dengan kemaksiatan.

 

Maka hidup adalah pilihan ‘ life is choise’, hidup ada dalam pilihan kita, apakah akan menjadi para tentara Allah atau kah mau menjadi tentara setan. Ingin menjadi ahli tauhid ataukah menjadi ahli syirik.

 

Potensi baik dan buruk Allah sudah ditanamkan kedalam jiwa kita, tinggal eksekusinya ada ditangan kita. Apakah kita menjadi pribadi yang istiqomah yang merawat potensi ketaqwaan itu sehingga tumbuh kuat dan berbuah manisnya iman, sehingga potensi kefasikan dalam jiwanya terkubur di dasar jiwa yang paling dalam.

 

Ataupun sebaliknya, kita lebih memilih mengikuti kecendrungan kefasikan sehingga tumbuh kuat mengakar di dalam jiwa. Sehingga menghasilkan ucapan dan tindakan dari pribadi yang jauh dari cahaya iman, Jauh dari cahaya ketaqwaan, Jauh dari cahaya hidayah Allah.

 

 فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا . قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

 

”Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan Fujur (kefasikan) dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. As-Syams: 8-10).

 

 

Karena kasih sayang Allah, Dia menegaskan kembali dalam firman yang lain, agar jiwa tersadarkan dan benih-benih iman menggeliat dan tumbuh kuat  dengan perintah untuk mempersembahkan semua Ibadah hanya untuk Allah dan menjauhi kesyirikan, karena kesyririkan merupakan dosa yang besar yang Allah tidak akan mengampuninya.

 

 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ

 

Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukannya

(QS.An-Nisa :36)

 

Disini Allah menggunakan bentuk umum untuk semua macam ibadah. Dan larangan dari perbuatan syirik dengan menggunakan larangan umum, tidak mengkhususkan dengan salah satu jenis kesyirikan saja. Berarti kesyirikan yang bersifat sembunyi (khofi) dan syrik besar ( kabir).

 

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya  Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” . Beliau memberikan beberapa point penting dari surat An-Nisa ayat 36 diatas :

 

1.      Wajibnya mentauhidkan Allah dalam segala jenis peribadahan.

 

2.      Larangan perbuatan musyrik yang merupakan larangan yang paling keras.

 

3.      Sesungguhnya menjauhi syirik merupakan  syarat dari diterimaanya sebuah ibadah. Karena Allah menghubungkan kewajiba ibadah dengan larangan kemusyrikan.

 

 

4.      Sesunguhny syirik adalah perbuatan yang diharamkan sedikit atau banyak. Kecil ataupu besar. Karena dalam ayat tersebut menggunakan lafadz “syaiaan” yang merupakan bentuk nakirah yang memiliki maksud kesyirikan secara luas.

 

5.     Sesungguhnya tidak boleh melakukan ibadah kepada Allah dengan bercampur kesyirikan. Seperti mengharapkan kebaikan dari penguasa, para nabi, orang sholeh dan berhala-berhala. Maka bentuk pengharapan, kecintaan dan rasa takut harus disandarkan hanya kepada Allah.

 

 

 ==============================

🌐 Blog : http://bit.ly/literasi-islam

🇫 FB : http://bit.ly/misbahudin123

📹 Youtube : http://bit.ly/misbahchannel

📷 IG : http://bit.ly/misbahudinofficial

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar