Oleh : Misbahudin
Bertuhan
sebuah Isyarat Jiwa
Bertuhan
adalah sebuah kecendrungan fitrah manusia dalam kehidupannya, untuk
mengangungkan sesuatu yang dianggap paling
berkuasa, paling agung dan memiliki kekuatan yang melebihi manusia.
Secara
etimologis, asal kata fitrah dari bahasa arab “Fitratun” artinya perangai,
tabiat, kejadian asli.agama,ciptaan. Menurut al-Qur’an, tabiat manusia adalah
homo religious (makhluk beragama) yang sejak lahirnya membawa suatu
kecenderungan beragama. Dalam hal ini, pada QS. al-Rum (30): 30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ
اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
_"Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah di atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui"_.
Term
fitrah dalam ayat di atas, mengandung interpretasi bahwa manusia diciptakan
oleh Allah mempunyai naluri beragama dan bertuhan. Adapun hadits yang
menguatkan ayat diatas adalah hadits yang datang dari Abu Hurairah :
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : كل مولد يولد على
الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمحسانه
"Dari Abi Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda: setiap anak
yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang menjadikan ia
Yahudi, Nasrani atau Majusi"
Tetapi
seiring berjalannya waktu, kefitrahan itu bergeser dan ternoda olah tipu daya
setan untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Tipu daya setan ini jelas tergambar pada masa
jaman Nabi Nuh, dimana mereka memebuat patung-patung orang shaleh di jaman
mereka untuk dijadikan sebuah monument peringatan dan keteladan akan kehidupan
orang-orang shaleh.
Diantara
orang soleh tersebut terdapat lima orang yang terkenal yaitu Wad, Suwa',
Yaghut, Ya'uq dan Nasra. Ketika mereka meninggal dunia, masyarakat pun segera
membuat patung orang soleh itu untuk mereka.
قَالَ
نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ
وَوَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا (21) وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا (22) وَقَالُوا لَا
تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ
وَيَعُوقَ وَنَسْرًا (23) وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ
إِلَّا ضَلَالًا ) 24(
Nuh
berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah
mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya
melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar." Dan
mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) wadd,
dan jangan pula suwa', yagus, ya'uq dan nasr." Dan sesudahnya mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi
orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. (QS. Nuh : 21-24)
Logika
Sesat Dalam Bertuhan
Allah
membuka aka pikiran manusia yang melenceng dari nilai kebenaran, bertuhan
harusnya kepada sesuatu yang maha agung, berkuasa atas segala sesuatu, bukan
bertuhan kepada sesuatu yang mereka buat sendiri, bagaimana tuhan itu
berkuasa?, untuk mengadakan diri mereka sendiri merekapun dibuat oleh manusia.
Firman
Allah Subhanahu wata’ala :
أيشركون ما لا يخلق شيئا وهم يخلقون ولا
يستطيعون لهم نصرا ولا أنفسهم ينصرون
“Apakah
mereka mempersekutukan (Allah) dengan berhala-berhala yang tidak dapat
menciptakan sesuatupun ? sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang,
dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah
penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat
memberi pertolongan.” (QS. Al A’raf, 191-192).
Ketidak
Berdayaan Tuhan Palsu
]والذين
تدعون من دونه ما يملكون من قطمير إن تدعوهم لا يسمعوا دعاءكم ولو سمعوا ما
استجابوا لكم ويوم القيامة يكفرون بشرككم ولا ينبئك مثل خبير[
“Dan
sesembahan-sesembahan yang kalian mohon selain Allah, tidak memiliki apa-apa
walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak akan
mendengar seruanmu itu, kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat meraka akan mengingkari
kemusyrikanmu, dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu
sebagaimana yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir 13-14).
Membela
Tuhan Palsu, Melukasi Kekasih Allah
Diriwayatkan
dalam shoheh (Bukhori dan Muslim) dari Anas bin Malik, ia berkata :
شج النبي يوم أحد، وكسرت رباعيته، فقال :
” كيف يفلح قوم شجوا نبيهم “، فنـزلت ليس
لك من الأمر شيء
“Ketika
perang uhud Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam terluka kepalanya, dan pecah
gigi serinya, maka beliau bersabda : “Bagaimana akan beruntung suatu kaum yang
melukai Nabinya ?” kemudian turunlah ayat : “Tak ada hak apapun bagimu dalam
urusan mereka itu”. (QS. Ali Imran 128).”
Kutukan
untuk para pembela Tuhan Palsu
Dan
diriwayatkan dalam shoheh Bukhori Ibnu Umar Radhiallahu’anhu bahwa ia mendengar
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda ketika beliau berdiri dari
ruku’ pada rakaat yang terahir dalam sholat shubuh :
اللهم العن فلانا وفلانا “، بعد ما يقول
:” سمع الله لمن حمده ربنا لك الحمد “، فأنزل الله ليس لك من الأمر شيء.
“Ya
Allah, laknatilah si fulan dan sifulan”, setelah beliau mengucapkan : سمع الله لمن حمده
ربنا لك الحمد , setelah itu turunlah firman Allah : [ليس لك من الأمر
شيء] “Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”.
Dalam
riwayat yang lain : “Beliau mendoakan semoga Shofwan bin Umayah, Suhail bin
Amr, dan Al Harits bin Hisyam dijauhkan dari rahmat Allah”, maka turunlah ayat
: [ليس لك من الأمر شيء] “Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan
mereka itu”.
Diriwayatkan
pula dalam shoheh Bukhori dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu ia berkata :
“ketika diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam firman Allah
Subhanahu wata’ala :
وأنذر عشيرتك الأقربين
“Dan
berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat”
(QS. Asy Syu’ara, 214)
Berdirilah
beliau dan bersabda : “Wahai orang-orang quraisy, tebuslah diri kamu sekalian
(dari siksa Allah dengan memurnikan ibadah kepadaNya). sedikitpun aku tidak
bisa berbuat apa-apa dihadapan Allah untuk kalian. Wahai Abbas bin Abdul
Mutholib, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah,
wahai Shofiyah bibi Rasulullah, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa
untukmu dihadapan Allah nanti, wahai Fatimah binti Rasulullah, mintalah
kepadaku apa saja yang kau kehendaki, tapi sedikitpun aku tidak bisa berbuat
apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti”.
Kandungan
Mutiara Ayat dan Hadits
1. Rasulullah,
pemimpin para rasul, dalam sholat subuh telah membaca qunut sedang para sahabat
dibelakangnya mengamini.
2. Orang-orang
yang beliau doakan semoga Allah menjauhkan rahmatNya dari mereka adalah
orang-orang kafir.
3. Mereka
telah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang-orang kafir yang
lain, antara lain melukai kepala Rasulullah, dan berupaya untuk membunuh
beliau, serta mengkoyak-koyak tubuh para korban yang terbunuh, padahal yang
terbunuh itu adalah sanak famili mereka.
4. Terhadap
peristiwa itulah Allah menurunkan firmanNya beliau : [ليس لك من الأمر شيء],
5. Allah
berfirman (dalam lanjutan ayat -tlu) : [أو يتوب عليهم أو
يعذبهم] “Atau Allah terima taubat mereka, atau menyiksa mereka” (QS.
Ali Imran, 128). Kemudian Allah pun menerima taubat mereka, dengan masuknya
mereka kedalam agama Islam, dan menjadi orang orang yang beriman.
6. Dianjurkannya
melakukan qunut nazilah, yaitu : qunut yang dilakukan ketika umat Islam dalam
keadaan mara bahaya.
7. Menyebutkan
nama-nama mereka beserta nama orang tua mereka ketika didoakan terlaknat di
dalam sholat, tidak membatalkan sholat.
8. Boleh
melaknat orang kafir tertentu didalam qunut.
9. Kisah
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ketika diturunkan kepada beliau firman
Allah “Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat”.
10. Kesungguhan
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dalam hal ini, sehingga beliau melakukan
sesutu yang menyebabkan dirinya dituduh gila, demikian halnya apabila dilakukan
oleh orang mukmin pada masa sekarang.
11. Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam memperingatkan keluarganya yang paling jauh
kemudian yang terdekat dengan sabdanya : “sedikitpun Aku tidak bisa berbuat
apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti” sampai beliau bersabda : “wahai Fatimah
putri Rasul, aku tidak bisa berbuat untukmu apa-apa dihadapan Allah nanti”.
12. Jika
beliau sebagai pemimpin para rasul telah berterus terang tidak bisa membela
putrinya sendiri, pemimpin kaum wanita di jagat raya ini, dan jika orang
mengimani bahwa apa yang beliau katakan itu benar, kemudian jika dia
memperhatikan apa yang terjadi pada diri kaum khowash* dewasa ini, maka akan
tampak baginya bahwa tauhid ini sudah ditinggalkan, dan tuntunan agama sudah
menjadi asing.
*kaum khawash adalah
orang-orang tertent yang ditokohkan dalam masalah agama, dan merasa bahwa
dirinya patut ditakuti, disegani, dan diminta berkah.
Sumber Inpirasi
Syekh Shoih Ibnu
Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab
At-Tauhid” dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar