Oleh :
Misbahudin
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ
كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),
( QS.
An-Hal : 120)
Setiap
muslim jika ditanya apakah ingin masuk surga?, mereka pasti menjawab mau,
tetapi sudahkan kita menyibukan hati kita dengan Allah?, sehingga semua aktivitas
kita berilai ibadah disisi Allah.
Jika hati
kita disibukan dengan selain Allah, akankah Allah hadir dalam hati kita?.
Membimbing kita untuk menggapai kebahagiaan yang sejiati. Hati kita masih
disibukan dengan hal-hal selain Allah sehingga kitapun yang minim untuk
mengingat Allah setiap saat, focus mengejar apa yang belum dimiliki dan lupa
untuk untuk menyukuri apa yang sudah dimiliki, sehingga keberkahan dalam
kehidupanpu hilang karena kita tidak pandai bersyukur.
Allah
mengajari umat manusia untuk benar-benar mentauhidkan Allah dengan memberi
model real dialam kehidupan agar mudah untuk diamati, dipelajari dan
aflikasikan, model real itu adalah sosok Ibrahim Alahi salam.
Di dalam
sosok Ibrahim Alahi salam, Allah mensifati kekasihnya dengan empat sifat yang
mulia.
Pertama,
sesungguhnya dalam diri Ibrahim alahi salam ada sebuah keteladan dari
keshobaran yang sempurnaa dan keyakinan yang total kepada Allah.
Kedua,
Ibrahim adalah sosok yang tunduk patuh
dan taat dalam keistiqomhan ibadah kepada Allah.
Ketiga, Ibrahim
adalah sosok pribadi yang menentang
kesyirikan dan mengimani Allah seutuhnya.
Keempaat,
Ibrahim adalah sosok yang jauh dari perbuatan syirik dan terpisah dari
musyrikin.
Maka,
disinilah gambaran real bagi umat manusia jika ketauhidan secara totalitas
sudah menghujam dalam hati seseorang, maka ketauhidan itu akan memberi
dampak lahirnya sifat-sifat mulia nan agung sebagaimana ada
dalam diri kekasihnya Ibrahim Alahi Salam.
Oleh karena itu Allah menegaskan dalam
firmannya.
قَدْ كَانَتْ
لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا
لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ
أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ
لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ
رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari
kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali". (QS. Al-Mumtahanah : 4)
Maka
disinilah kunci bagaimana bisa masuk surga lebih dulu, Allah subhanahu watalaa
mensifati orang-orang mu’min yang lebih dulu masuk surga dengan sifat-sifatnya yang agung nan mulia.
Sesunguhnya mereka tidak menyekutukan sesuatu apapun kepada Tuhannya baik
secara dhohir ataupun secara tersembunyi.
Barang
siapa yang sampai kepada tujuan dari pengaflikasian tauhid dalam kehidupan, maka
Ia akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa sebuah siksaan.
“Barang
siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh dengan penuh keikhlasan, maka dia
akan masuk surga. “ (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shohih).
==============================
🌐 Blog : http://bit.ly/literasi-islam
🇫 FB : http://bit.ly/misbahudin123
📹 Youtube : http://bit.ly/misbahchannel
📷 IG : http://bit.ly/misbahudinofficial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar