Oleh
: Misbahudin
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا
يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ وَمَا لَهُمْ
فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلا تَنْفَعُ
الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ
قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْكَبِيرُ (23(
“Katakanlah, "Serulah
mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan)
seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu
saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” Dan tiadalah berguna syafaat di
sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat
itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka
berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu" Mereka
menjawab: "(Perkataan) yang benar," dan Dialah Yang Mahatinggi lagi
Mahabesar”.(QS. Saba : 22-23)
Ayat diatas menjelaskan bahwa malaikat yang
merupakan makhluk mulia yang diciptakan oleh Allah saja tidak pantas untuk
disembah karena rasa takut mereka kepada Allah Ta’ala, terlebih-lebih lagi para
makhluk dibawahnya seperti halnya jin dan setan. Malaikat selalu mentaati
perintah Allah dan tidak pernah durhaka kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman :
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ
مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)
Dalam Surat Saba’ ayat 23,
Allah menjelaskan bahwa malaikat merupakan makhluk Allah yang memiliki wujud
hakiki. Malaikat dapat berbicara dan dapat pula mendengar serta malaikat juga
memiliki hati, akan tetapi kaifiyah (bentuk) dari wujud malaikat itu sendiri
tidak dapat disamakan dengan wujud manusia. Dalam ayat tersebut juga
menjelaskan bahwa Allah memiliki sifat berbicara dan kaifiyah (bentuk) dari
bagaimananya Allah berbicara tidak dapat disamakan dengan manusia. Apapun yang
difirmankan oleh Allah adalah Al-Haq atau perkataan yang benar. Diakhir ayat
tersebut Allah menjelaskan bahwa Dialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar
sehingga pantas bagi makhluk-makhluk Allah termasuk malaikat takut kepada-Nya.
Bahkan tidak terkecuali malaikat yang memikul ‘Arsy Allah Ta’ala dimana
disebutkan dalam sebuah hadits tentang besarnya mereka, Rasulullah bersabda
dalam hadits Jabir bin Abdillah, “Aku diizinkan untuk membicarakan seorang
malaikat dari para malaikat Allah dari pemikul Al-Arsy, sungguh jarak antara
daun telinganya sampai bahunya sepanjang perjalanan 700 tahun.”
(Sanadnya shahih,
diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya 5/96 No.4727, Alkhothib dalam
tarikhnya 10/195 dan Albaihaqy dalam Al Asma wa Shifat hal. 397 dari hadits
Ibnul Munkadir dari Jabir. Berkata Adz -Dzahabiy dalam kitabnya Al Ulu :
sanadnya shohih dan berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya 4/414 :Sanadnya baik
dan perawi-perawinya tsiqat semua)
Sifat tinggi bagi Allah
meliputi tinggi Dzat-Nya, tinggi keputusan-Nya dan tinggi kemuliaan-Nya atau
kehormatan-Nya. Maka dari itu, tidaklah pantas bagi seorang hamba mengambil
sesembahan-sesembahan selain Allah, Dialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar,
sekalipun yang mereka sembah adalah malaikat.
Diriwayatkan dalam Shahih
Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam
bersabda, “Apabila Allah menetapkan perintah di atas langit, para malaikat
mengepakkan sayap-sayapnya karena tunduk dengan firman-Nya. Firman Allah yang
mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu.
Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut itu telah dihilangkan dari hati
mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?”
Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.””
Kandungan Butiran Hadits Dan
Ayat
- Bantahan
terhadap kelompok musyrikin yang beribadah kepada Allah dan juga beribadah
mengabdi kepada selainNya.
- Penetapan
sifat kalam (berbicara) bagi Allah, sesuai dengan kemuliaan dan
keagunganNya.
- Kalam
Allah bukanlah mahluk, sebab mereka para malaikat berkata, “apakah yang
telah difirmankan oleh Rabbmu? Tidak mengatakan apa yang telah diciptakan
oleh rabbmu?.
- Penetapan
ketinggian Allah diatas seluruh mahlukNya.
- Penetapan
kebesaran dan keagungan Allah.
Sumber Inpirasi
Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam
kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar