Minggu, 20 Desember 2020

KETAKUTAN MALAIKAT

 

Oleh : Misbahudin

 

 

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (23(

 

“Katakanlah, "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar," dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar”.(QS. Saba : 22-23)

 

Ayat  diatas menjelaskan bahwa malaikat yang merupakan makhluk mulia yang diciptakan oleh Allah saja tidak pantas untuk disembah karena rasa takut mereka kepada Allah Ta’ala, terlebih-lebih lagi para makhluk dibawahnya seperti halnya jin dan setan. Malaikat selalu mentaati perintah Allah dan tidak pernah durhaka kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman :

 

 عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 

“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)

 

Dalam Surat Saba’ ayat 23, Allah menjelaskan bahwa malaikat merupakan makhluk Allah yang memiliki wujud hakiki. Malaikat dapat berbicara dan dapat pula mendengar serta malaikat juga memiliki hati, akan tetapi kaifiyah (bentuk) dari wujud malaikat itu sendiri tidak dapat disamakan dengan wujud manusia. Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Allah memiliki sifat berbicara dan kaifiyah (bentuk) dari bagaimananya Allah berbicara tidak dapat disamakan dengan manusia. Apapun yang difirmankan oleh Allah adalah Al-Haq atau perkataan yang benar. Diakhir ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa Dialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar sehingga pantas bagi makhluk-makhluk Allah termasuk malaikat takut kepada-Nya. Bahkan tidak terkecuali malaikat yang memikul ‘Arsy Allah Ta’ala dimana disebutkan dalam sebuah hadits tentang besarnya mereka, Rasulullah bersabda dalam hadits Jabir bin Abdillah, “Aku diizinkan untuk membicarakan seorang malaikat dari para malaikat Allah dari pemikul Al-Arsy, sungguh jarak antara daun telinganya sampai bahunya sepanjang perjalanan 700 tahun.”

 

(Sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya 5/96 No.4727, Alkhothib dalam tarikhnya 10/195 dan Albaihaqy dalam Al Asma wa Shifat hal. 397 dari hadits Ibnul Munkadir dari Jabir. Berkata Adz -Dzahabiy dalam kitabnya Al Ulu : sanadnya shohih dan berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya 4/414 :Sanadnya baik dan perawi-perawinya tsiqat semua)

 

Sifat tinggi bagi Allah meliputi tinggi Dzat-Nya, tinggi keputusan-Nya dan tinggi kemuliaan-Nya atau kehormatan-Nya. Maka dari itu, tidaklah pantas bagi seorang hamba mengambil sesembahan-sesembahan selain Allah, Dialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar, sekalipun yang mereka sembah adalah malaikat.

 

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Apabila Allah menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena tunduk dengan firman-Nya. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut itu telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.””

 

Kandungan Butiran Hadits Dan Ayat

  1. Bantahan terhadap kelompok musyrikin yang beribadah kepada Allah dan juga beribadah mengabdi kepada selainNya.
  2. Penetapan sifat kalam (berbicara) bagi Allah, sesuai dengan kemuliaan dan keagunganNya.
  3. Kalam Allah bukanlah mahluk, sebab mereka para malaikat berkata, “apakah yang telah difirmankan oleh Rabbmu? Tidak mengatakan apa yang telah diciptakan oleh rabbmu?.
  4. Penetapan ketinggian Allah diatas seluruh mahlukNya.
  5. Penetapan kebesaran dan keagungan Allah.

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar