Oleh
: Misbahudin
Ilmu seputar perbintangan
dijaman jahiliyyah sering disalah fungsikan, mereka mempunyai keyakinan tentang
perbintangan yang bertolak belakang dengan tujuan Allah menciptakan bintang
gemintang, mereka membahas seputar
perbintangan tanpa landasan ilmu yang jelas, mereka menghabiskan banyak waktu
untuk hal tersebut. Dan mereka membebani diri mereka dengan sesuatu yang diluar
kemampuan diri mereka sendiri.
Ilmu perbintangan mereka
selewengkan menjadi sebuah ramalan-ramalan nasib, seolah bintang gemintang
adalah penentu dan pengatur kehiduan mereka,
bahagia, sedih, gelisah galau merana dan lain sebagainya. Dan hal ini
jelas merupakan sebuah peyimpangan.
Imam Bukhori meriwayatkan
dalam kitab shohehnya dari Qotadah Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata :
"خلق الله هذه النجوم لثلاث : زينة للسماء، ورجوما للشياطين،
وعلامات يهتدى بها، فمن تأول فيها غير ذلك أخطأ، وأضاع نصيبه، وتكلف ما لا علم له
به".
_“Allah menciptakan
bintang-bintang ini untuk tiga hikmah : sebagai hiasan langit, sebagai alat
pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka
barang siapa yang berpendapat selain hal tersebut maka ia telah melakukan
kesalahan, dan menyianyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang
diluar batas pengetahuannya”_.
Sementara tentang
mempelajari tata letak peredaran bulan, Qotadah mengatakan makruh, sedang Ibnu
Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka
berdua. Tetapi Imam Ahmad memperbolehkan hal tersebut. Yaitu yang berkaitan
dengan tata letak matahari, bulan dan bintang, untuk mengetahui arah kiblat,
waktu shalat dan semisalnya, maka hal itu diperbolehkan.
Abu Musa Radhiallahu’anhu
menuturkan : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
"ثلاثة
لا يدخلون الجنة، مدمن الخمر، وقاطع الرحم، ومصدق بالسحر" رواه أحمد وابن
حبان في صحيحه.
_“Tiga orang yang tidak akan
masuk surga : pecandu khomr (minuman keras), orang yang memutuskan hubungan
kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir”_.
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab shohihnya).
Sumber
Inpirasi
Syekh
Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah
Kitab At-Tauhid” dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar