Minggu, 20 Desember 2020

SEPUTAR ILMU NUJUM

 

Oleh : Misbahudin

 

 

Ilmu seputar perbintangan dijaman jahiliyyah sering disalah fungsikan, mereka mempunyai keyakinan tentang perbintangan yang bertolak belakang dengan tujuan Allah menciptakan bintang gemintang, mereka  membahas seputar perbintangan tanpa landasan ilmu yang jelas, mereka menghabiskan banyak waktu untuk hal tersebut. Dan mereka membebani diri mereka dengan sesuatu yang diluar kemampuan diri mereka sendiri.

 

Ilmu perbintangan mereka selewengkan menjadi sebuah ramalan-ramalan nasib, seolah bintang gemintang adalah penentu dan pengatur kehiduan mereka,  bahagia, sedih, gelisah galau merana dan lain sebagainya. Dan hal ini jelas merupakan sebuah peyimpangan.

 

Imam Bukhori meriwayatkan dalam kitab shohehnya dari Qotadah Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata :

 

"خلق الله هذه النجوم لثلاث : زينة للسماء، ورجوما للشياطين، وعلامات يهتدى بها، فمن تأول فيها غير ذلك أخطأ، وأضاع نصيبه، وتكلف ما لا علم له به".

 

_“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hikmah : sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barang siapa yang berpendapat selain hal tersebut maka ia telah melakukan kesalahan, dan menyianyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”_.

 

Sementara tentang mempelajari tata letak peredaran bulan, Qotadah mengatakan makruh, sedang Ibnu Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka berdua. Tetapi Imam Ahmad memperbolehkan hal tersebut. Yaitu yang berkaitan dengan tata letak matahari, bulan dan bintang, untuk mengetahui arah kiblat, waktu shalat dan semisalnya, maka hal itu diperbolehkan.

 

 

Abu Musa Radhiallahu’anhu menuturkan : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

 

"ثلاثة لا يدخلون الجنة، مدمن الخمر، وقاطع الرحم، ومصدق بالسحر" رواه أحمد وابن حبان في صحيحه.

 

_“Tiga orang yang tidak akan masuk surga : pecandu khomr (minuman keras), orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir”_. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab shohihnya).

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid” dan lain-lain

 

       

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar