Minggu, 20 Desember 2020

PENGKULTUSAN MANUSIA

 

Oleh : Misbahudin

 

 

*Awal Mula kemusyrikan*

 

 

Mengagumi adalah salah satu fitrah manusia terhadap sesuatu yang dianggap lebih daripadanya, jika fitrah mengagumi itu terfokus kepada yang maha sempurna, maka pengagungan itu akan menambah nilai keimanan dan kedekatan kepada yang maha sempurna.

 

 

Jika kekaguman terhadap manusia itu membutakan dan berlebih-lebihan ini akan menjadi biang dari penodaan cinta dan keimanan kepada yang Maha Indah. Seperti layaknya di era Nabi Nuh, diantara mereka ada beberapa orang yang dianggap sholeh dan memberikan inspirasi kedamaian bagi masyarakat sekitar.

 

 

Sepeninggal mereka, masyarakat berbondong-bondong membuat patung sebagai monument pengingat dan sumber keteladan. Tetapi pada akhirnya negerasi penerus mereka terjerumus dalam kesesatan dan kesyirikan yang nyata. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firmannya.

 

 

وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا

 

 

_“Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata : janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr”_ (QS. Nuh, 23).

 

 

Beliau (Ibnu Abbas)* mengatakan : “Ini adalah nama orang-orang sholeh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal dunia, syetan membisikan kepada kaum mereka agar membikin patung-patung mereka yang telah meninggal di tempat-tempat dimana disitu pernah diadakan pertemuan-pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebut mulai disembah”.

 

Ibnul Qoyyim berkata : “banyak para ulama terdahulu mengatakan : “setelah mereka itu meninggal, banyak orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membikin patung-patung mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama ahirnya patung-patung tersebut dijadikan sesembahan”.

 

 

Jangan Berlebihan Mengagumi Manusia

Berlebih-lebihan dalam segala itu tidaklah baik dan bijak, walaupun dalam urusan agama sekalipun. Hal  ini jelas Allah tergaskan dalam firmannya.

 

 

يا أهل الكتاب لا تغلوا في دينكم ولا تقولوا على الله إلا الحق

 

 

“Wahai orang-orang ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” (QS. An nisa’, 171).

 

 

Berlebih-lebihan dalam memuji Rasululllah pun itu dilarang oleh Rasulullah sendiri, lalu bagaimana jika terlalu berlebihan dalam memuji dan mengagumi manusia yang pasti tidak akan luput dari khilaf dan dosa.

 

 

Diriwayatkan dari Umar RadhiAllohu’anhu bahwa Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :

 

 

لا تطروني كما أطرت النصارى عيسى بن مريم، إنما أنا عبد، فقولوا عبد الله ورسوله

 

 

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah : Abdullah (hamba Alloh) dan Rasululloh (Utusan Alloh)” (HR. Bukhori dan Muslim).

 

 

Dan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :

 

 

إياكم والغلو، فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو

 

“Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas RadhiAllohu’anhu).

 

 

Dan dalam shoheh Muslim, Ibnu Mas’ud RadhiAllohu’anhu berkata : bahwa Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :

 

هلك المتنطعون ” قالها ثلاثا

 

 

“Binasalah orang-orang yang bersikap berlebih-lebihan” (diulanginya ucapan itu tiga kali).

 

 

Kandungan Mutiara Ayat dan Hadits

 

1.       Mengetahui bahwa awal munculnya kemusyrikan di muka bumi ini adalah karena sikap berlebih-lebihan terhadap orang-orang sholeh.

2.       Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat oleh orang-orang sehingga ajaran para Nabi menjadi berubah, dan apa faktor penyebabnya ?, padahal mereka mengetahui bahwa para Nabi itu adalah utusan Alloh.

3.      Mengetahui sebab-sebab diterimanya bid’ah, padahal syari’ah dan fitrah manusia menolaknya.

4.      Faktor yang menyebabkan terjadinya hal diatas adalah tercampur aduknya kebenaran dengan kebatilan.

5.      Mengetahui watak manusia bahwa kebenaran yang ada pada dirinya bisa berkurang, dan kebatilan malah bisa bertambah.

6.      Syetan mengetahui tentang dampak yang diakibatkan oleh  bid’ah, walaupun maksud pelakunya baik.

7.      Sikap berlebih-lebihan dalam agama itu dilarang, dan mengetahui pula dampak negatifnya.

8.      Larangan adanya patung-patung, dan hikmah dibalik perintah menghancurkannya (yaitu : untuk menjaga kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan).

 

 

Sumber Inpirasi

Syekh Shoih Ibnu Fauzan Ibnu Abdullah Al-Fauzan dalam kitabnya “Mulakhos fi Syarah Kitab At-Tauhid”.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar